Modul Ajar PJOK SMK Kelas X Kurikulum Merdeka

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Hal ini dapat terjadi karena idealnya pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, PJOK adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya bukan saja pada peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, PJOK berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya yang mengarah pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lain seperti PJOK yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.


Modul Ajar PJOK SMK Kelas X Kurikulum Merdeka

Modul ajar dikembangkan berpatokan pada agenda sesi Modul Ajar yaitu mencakup;
  1. Konsep Modul Ajar 
  2. Komponen Modul Ajar 
  3. Prinsip Penyusunan Modul Ajar 
  4. Prosedur Penyusunan Modul Ajar
1. Konsep Modul Ajar 
  • Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik. 
  • Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran. 
  • Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang. 
  • Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
2. Komponen Modul Ajar 
Guru dalam satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik. Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunan. Komponen modul ajar dalam panduan dibutuhkan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan. Komponen Modul ajar dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Informasi Umum. 

1. Identitas Sekolah
Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari: 
  • Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya Modul Ajar. 
  • Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA/SMK) 
  • Kelas 
  • Alokasi waktu (penentuan alokasi waktu yang digunakan adalah alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja masing-masing)
2. Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.

3. Profil Pelajar Pancasila
Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar Pancasila (PPP) dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran. Di dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar. Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran melalui (terlihat dengan jelas di dalam): 
  • materi/isi pelajaran, 
  • pedagogi, dan/atau 
  • kegiatan projek atau 
  • asesmen 
Setiap modul ajar memuat satu atau beberapa unsur dimensi Profil Pelajar Pancasila yang telah ditetapkan.
 
4. Sarana dan Prasarana
Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang digunakan, sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik baik dengan keterbatasan atau kelebihan. Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk diperhatikan, dan juga dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan bermakna.

5. Target Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi target yaitu; 
  • Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. 
  • Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb. 
  • Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin. 

6. Model Pembelajaran yang Digunakan
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended learning.

b. Komponen Inti 
1. Tujuan Pambalajaran
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan. Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk: pengetahuan yang berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.
 
2. Pemahaman Bermakna 
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kalimat pemahaman bermakna: 
  • Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan. 
  • Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.
3. Pertanyan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran. Contohnya pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mendorong pertanyaan pemantik sebagai berikut: 
  • Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca? 
  • Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu usulkan?
4. Persiapan Pembelajaran
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut: 
  • Membaca kembali Modul Ajar yang telah dipersiapkan guru sebelumnya. 
  • Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan materi
  • Menyiapkan alat pembelajaran
5. Kagiatan Pembelajaran 
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara konkret, disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.

6. Asesmen
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Jenis asesmen: 
  • Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik) 
  • Asesmen selama proses pembelajaran (formatif) 
  • Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan: 
  • Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal. 
  • Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.) 
  • Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).
7. Pengayaan dan Remedial
Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang. Saat merancang kegiatan pengayaan, perlu diperhatikan mengenai diferensiasi contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan kelas. 

8. Refleksi Peserta Didik dan Guru
Menyiapkan lembar observasi refleksi diri terkait Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan.

c. Lampiran 
1. Lambor Kerja Peserta Didik
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta didik termasuk peserta didik nonreguler.

2. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.
 
3. Glosarium
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal yang dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.

4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam pengembangan modul ajar. Referensi yang dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)

3. Prinsip Penyusunan Modul Ajar 
Penyusunan modul ajar harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, minat peserta didik, dan kompetensi pada usianya. Pendekatan melalui tahap perkembangan ini memperhitungkan:
  • Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.
  • Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi yang bisa terjadi di setiap fase.
  • Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
  • Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan semua hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
  • Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan yang dilalui oleh seorang peserta didik, dan merupakan dampak dari pengalaman sebelumnya.
Alur Tujuan Pembelajarn (ATP) dikembangkan setiap mata pelajaran dan fase pembelajaran. Hal penting lainnya adalah kebutuhan untuk belajar keterampilan sesuai konteks dan untuk mengeksplorasi konten yang relevan dan sesuai perkembangan zaman.
Secara umum kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah: 1) Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.2) Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya. 3) Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada. 4) Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik

4. Prosedur Penyusunan Modul Ajar
Secara umum Prosedur Penyusnan atau Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak, adalah sebagai berikut.

  1. Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan pendidikan. Identifikasi kondisi dan kebutuhan peserta didik dapat dilakukan melalui asesmen diagnostik terhadap kondisi dan kebutuhan peserta didik. Guru perlu mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan latar belakang serta sarana dan prasarana sekolah. Pengembangan modul ajar disesuaikan dengan kemampuan dan kreativitas guru.
  2. Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai. Guru memilih dimensi Profil Pelajar Pancasila yang tepat untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
  3. Menentukan ATP yang akan dikembangkan menjadi modul ajar. Guru dapat memilih ATP hasil pengembangan sekolah atau mengacu pada contoh ATP yang tersedia.
  4. Menyusun modul ajar berdasarkan komponen-komponen yang ditentukan. Guru dapat menentukan komponen-komponen yang esensial sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Artinya, tidak harus semua komponen dicantumkan dalam Modul Ajar. Pada prinsipnya modul yang disusun benarbenar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
  5. Pelaksanaan: Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah disusun. Catatan:pelaksanaan kegiatan dapat dimulai dari mana saja. Guru dapat memulai kegiatan dari pertanyaan pemantik, analisa studi kasus, diskusi, asesmen dan variasi lain.
  6. Evaluasi dan tindak lanjut: Setelah melakukan pembelajaran, guru mengevaluasi efektivitas modul ajar yang digunakan.
Dalam mengembangkan Modul Ajar guru dapat mengembangkan sendiri materi atau bahan ajar sesuai dengan kondisi sosial, budaya, kemampuan peserta didik, serta tingkat ekonomi masyarakat sekitar. Pada prinsipnya modul yang disusun benar benar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Berikut ini adalah contoh modul ajar PJOK yang digunakan dalam pembelajaran di SMK. Sesuai dengan Prota dan Promes Kurikulum Merdeka yang telah disusun. 

Semester Ganjil

Semester Genap
Modul Ajar Permainan Sepak Bola
Modul Ajar Permainan Bulutangkis
Modul Ajar Bela Diri Pencak Silat
Modul Ajar Atletik Tolak Peluru
Modul Ajar Permainan Tradisional
Modul Ajar Senam Irama
Modul Ajar Senam Lantai

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Modul Ajar PJOK SMK Kelas X Kurikulum Merdeka"

  1. Selamat pagi. Salam sejahtera. Salam olahraga. Mau tanyak pak ada kah contoh modul ajar pjok kelas x smk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat pagi.. contoh modul ajar ada, linknya pada bagian bawah artikel

      Delete
  2. MOHON MAAF PAK. UNTUK LINK MODUL SEMESTER GENAPNYA APAKAH BELUM ADA UNTUK REFERENSI

    ReplyDelete