Permainan Bola Bakar/Slagbal, Alat-alat, Peraturan, Teknik dan Lapangan Permainan

A. Pengertian Permainan Bola Bakar
Permainan bola-bakar dahulu dikenal dengan nama Slagbal, karena permainan ini berasal dari Negeri Belanda. Slagbal berasal dari bahasa Belanda yang artinya bola pukul. Dalam permainan bola-pukul, selain menggunakan bola kecil dan alat pemukul, juga menggunakan alat pembakar, sehingga permainan ini juga dinamakan permainan bola-bakar.

Permainan slagbal yang biasa disebut dengan permainan bola-pukul atau bola-bakar, telah lama dikenal terutama oleh anak-anak Sekolah Dasar pada tahun 1950-an. Sekarang permainan ini jarang sekali dilakukan oleh anak-anak, padahal di dalam permainan ini mengandung nilai-positif bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik. Dengan bermain bola-bakar dapat dipupuk sifat-sifat mental, di antaranya disiplin, jujur, kerja sama, tanggung jawab dansifat-sifat positif lainya. Permainan ini sangat sesuai bagi anak-anak Sekolah Dasar terutama untuk kelas 3 dan 4, karena bentuk dan cara bermainnyasangat sederhana dan mudah dilakukan, lagi pula di dalamnya mengandung unsur-unsur kegembiraan.
Permainan bola-bakar boleh dikatakan merupakan persiapan atau pendahuluan dari permainan serupa yang lebih sulit, yaitu permainan Rounders.
Lapangan permainan bola-bakar berbentuk segi enam beraturan dengan sebuah tiang hinggap pada tiap-tiap sudutnya. Bola-bakar adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain. Regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak pemukul, sedangkan regu yang bertugas menjaga di lapangan di sebut regu lapangan atau pihak lapangan. Permainan ini dapat dimainkan khusus anak-anak putra saja atau anak-anak putri, tetapi juga dapat dimainkan secara campuran. Dalam bermain digunakan bola kecil dan alat pemukul yang terbuat dari kayu dan disebut kayu pemukul. Bagi anak anak pemula menggunakan bola tenis, sedangkan bagi anak-anak yang telah menguasai permainan dapat menggunakan bola kasti. Apabila dalam permainan bola-bakar digunakan bola kasti, maka kayu pemukul yang digunakan juga kayu pemukul kasti.
Permainan bola-bakar dipimpin oleh seorang wasit dengan dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan seorang pencatat nilai.
Giliran memukul dimulai dari regu pemukul nomor 1 memukul, nomor 2 sebagai pelambung dan nomor 3 sebagai penjaga belakang. Jadi yang menajdi pelambung dan penjaga belakang adalah dari pihak regu pemukul sendiri. 
Setiap pemain regu pemukul berhak memukul 3 kali, tetapi ia harus lari pada pukulan pertama atau pukulan kedua yang betul. Pada pukulan ketiga yang salah atau tidak kena (luncas), pemukul dinyatakan mati satu. Pemain regu pemukul berusaha untuk memukul betul dan lari di luar garis sambil menyentuh tiang hinggap I, II, III, IV, V dan VI dengan selamat, kemudian langsung masuk ke ruang bebas untuk mendapatkan nilai. Sebaliknya pemain regu lapangan berusaha menggagalkan pemain regu pemukul untuk mendapatkan nilai dengan cara menangkap bola yang dipukul oleh pemain regu pemukul dan dengan segera melemparkan bola ke petugas pembakar untuk secepatnya mematikan pelari dengan membakar alat pembakar. Masing-masing regu berusaha untuk selama mungkin menjadi regu pemukul dan mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
Permainan bola-bakar dilakukan dalam dua babak, tiap babak dilakukan selama 20 menit atau 30 menit dengan diselingi waktu istirahat antara babak pertama dan babak kedua selama 10 menit. Regu yang mendapatkan nilai lebih banyak pada akhir permainan dinyatakan sebagai pemenang.
Untuk latihan bermain bagi anak-anak, dapat dimulai tanpa garis batas pukulan yang jaraknya 6 m dari garis pemukul, dan dapat juga menggunakan tiang hinggap sebanyak 3, 4 atau 5 buah. Kemudian dengan sedikit demi sedikit ditingkatkan ke arah permainan bola bakar yang sesungguhnya.

B. Lapangan dan Alat-alat 
1. Lapangan Bola Bakar 
a. Ukuran Lapangan 
Permainan bola-bakar tidak membutuhkan lapangan seluas lapangan kasti atau kipers, tetapi cukup dengan membuat sebuah segi enam beraturan yang tiap sisinya panjang 12 m. Pada tiap-tiap sudutnya dihubungkan dengan tali yang dapat kelihatan dengan jelas dan di tempat yang sama juga dipancangkan tiang-tiang hinggap yang dibuat dari kayu, bambu ataupun besi. Tiang hinggap seluruhnya berjumlah 6 (enam) buah, sesuai dengan jumlah sudutnya dan tinggi tiang hinggap 1,5 m dari permukaan tanah. Sebaiknya semua tiang hinggap pada ujungnya diberi bendera yang warnanya berbeda dengan bendera batas lapangan. Tiang-tiang hinggap diberi nomor urut dari nomor 1 sampai dengan nomer 6. Tempat untuk memukul dan melambungkan bola berbentuk segi tiga sama sisi dengan panjang yang tiap-tiap sisinya 6 m. Pada sudut yang terjauh dari lapangan permainan terdapat alat pembakar yang berbentuk kotak atau tabung dengan panjang tiap-tiap sisinya 20 cm atau garis tengah tabung 20cm dan tingginya dari tanah 10 cm sampai dengan 20 cm. . Ruang bebas berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 5 m dan lebar 2m, sedangkan pada keempat sudutnya diberi tiang bendera sebagai batas ruang bebas. Ruang bebas letaknya sejajar dengan garis yang menghubungkan antara alat pembakar dengan tiang hinggap ke-6 dengan jarak 5 m.
Di dalam suatu pertandingan, agar permainan dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan, diberi garis batas antara lapangan permainan dengan penonton sekurangkurangnya 5 m dari medan permainan. b. 

b. Cara membuat lapangan
Sebelum lapangan permainan bola-bakar dibuat, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 
Letak lapangan. 
Kalau lapangan yang tersedia cukup luas, sebaiknya lapangan permainan dibuat dengan arah utara selatan, sehingga kedua regu yang bermain tidak silau oleh sinar matahari. Tetapi apabila lapangan tidak memungkinkan untuk dibuat dengan arah utara selatan, maka dapat dibuat dengan arah timur barat, dengan pertimbangan agar pemain regu lapangan tidak menentang sinar matahari atau membelakangi sinar matahari.
Setelah menentukan arah lapangan, kemudian mulai dengan-membuat lapangan. Adapun cara membuat lapangan sebagai berikut.
Gambar 1: Segi tiga sama sisi
Dengan 3 buah bilah yang panjangnya sama dibuat segi tiga sama sisi. Pada salah satu ujung segi tiga sama sisi yang menghadap kearah lapangan sebagai tempat alat penghangus atau pembakar. Kemudian siapkan tiga utas tali, dengan dua utas masing-masing sepanjang 24 m dan yang seutas dengan panjang 36 m. Tali yang panjangnya 24 m, masing-masing dibagi t . menjadi tiga bagian dengan diben tanda ikatan atau balutan pada bagian yang panjangnya 6 m, 6 m dan 12 m. Sedangkan tali yang panjangnya 36 m dibagi menjadi liga bagian yang sama panjangnya yaitu masing-masing 12m dengan diberi tanda ikatan atau balutan juga. Kemudian kedua ujung tali yang  panjangnya 24 m pada bagian yang bertanda 6 m, disatukan pada titik A (tempat alat pembakar) dan kedua ujung tali yang lain direntangkan dengan membentuk sudut 60 derajat pada titik A (sesuai dengan segi tiga sama sisi yang dibentuk oleh 3 buah bilah terdahulu). Setanjutnya pada kedua balutan pertama sepanjang 6 m dari titik A  yaitu balutan B dan C dihubungkan dengan tali dari titik A yaitu balutan B dan C dihubungkan dengan tali sepanjang 6 m, maka terjadilah segi tiga sama sisi dengan panjang sisinya 6 m. garis BC disebut garis pemukul (Lihat gambar 1 dan 2)
Gambar 2: Cara menentukan garis pemukul
Keterangan: 
AB = BD = AC = CE = BC = 6 meter
BC = garis pemukul
DE = garis batas pemukul

Pada balutan berikutnya D dan E dihubungkan dengan tali dan DE disebu garis batas pukulan. Tanda balutan D yang jaraknya 12 m dari titik A, dipancangkan tiang hinggap ke-6 dan pada titik E yang jaraknya juga 12 m dari titik A, dipancangkan tiang hinggap ke-I

Berikutnya pada ujung-ujung tali (F dan G) juga ditancapkan tiang hinggap ke V dan ke II. Tali sepanjang 36 m yang telah dibagi 3 sama panjang dan telah ditandai dengan ikatan atau balutan, pada salah satu  ujungnya diikatkan pada titik F dan ujung yang satunya diikatkan pada titik G. Kemudian pada kedua ikatan (H dan I) ditarik menjauhi titik A dan sejajar DE maka terbentuklah segi enam beraturan (DEGIHF) dengan sisinya 12m panjangnya, dan pada titik H dan I dipancangkan tiang hinggap ke IV dan ke III.
Apabila lapangan berbentuk segi lima beraturan, maka tali yang panjangnya 36 m diganti dengan 24 m dan dibagi dua sama panjang.
Sebagai garis batas lapangan yang disebut juga garis salah adalah garis AF dan garis AG beserta perpanjangannya, yaitu garis AJ dan garis AK dengan perpanjangannya yang tidak terhingga. Untuk tempat regu pemukul disebut ruang bebas atau kandang, terletak di sebelah kiri dan sejajar dengan AB dan berbentuk segi empat dengan panjang 5 m dan lebat 2 m.
Gambar 3: Lapangan Bola Bakar
2. Alat-alat 
Untuk dapat bermain bola-bakar, diperlukan alat-alat meskipun dalam bentuk yang sederhana. Alat-alat tersebut adalah: 
a. Bola 
Bola yang digunakan adalah bola tenis, tetapi apabila anak-anak telah pandai memukul pola, dapat digunakan bola kasti. Adapun bola kasti terbuat dari karet yang didalamya berisi kapok, ijuk atau sabut. Berat bola kasti 70 gram sampai 80 gram dengan keliling bola 19 cm sampai 21 cm. Bola tidak keras tetapi cukup elastis. Bola kasti lebih berat daripada bola tenis (lihat gambar 4 dan 5).
b. Alat pemukul
Alat pemukul terbuat dari kayu,sehingga disebut kayu pemukul. Bahannya lebih ringan daripada kayu pemukul kasti. 
Panjang kayu pemukul seluruhnya 50 cm. Panjang tempat pegangan 20 cm dan lebarnnya 3cm sampai 4cm. Panjang bidang untuk memukul 30 cm dan lebarnya 5 cm, sedangkan tebal kayu adalah 1 cm sampai dengan 2 cm. (lihat Gambar 6)
Bagi pemain pemula digunakan kayu pemukul dengan lebar bidang untuk memukul 10 cm, kemudian berangsur-angsur dikurangi sehingga mencapai lebar 5 cm. 
Apabila anak-anak telah menguasai permainan ini, dapat menggunakan kayu pemukul kasti yang panjangnya 50 cm - 60 cm dan penampangnya 3,5 cm sampai 5 cm, sedangkan tempat pegangan sepanjang 15 cm - 20 cm. Jika alat pemukul kasti yang digunakan, maka bolanya juga bola kasti.

c. Tiang Hinggap
Dalam permainan bola-bakar diperlukan 6 (enam) buah tiang hinggap yang diberi nomor, mulai dari nomor I sampai dengan nomor VI. Tiang hinggap dapat dibuat dari kayu, bambu atau besi. Bagian atas harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan bagi para pemain saat hinggap. Apabila tiang hinggap terbuat dari besi, bagian atas harus dibuat lengkungan. . 
Tinggi tiang hinggap 1,5 m dari permukaan tanah. Agar memudahkan pandangan dari jarak jauh, sebaiknya tiang hinggap dicat dengan warna putih dan pada ujungnya diikatkan bendera berwarna yang warnanya harus berlainan dengan warna bendera batas, misalnya berwarna kuning, hijau atau biru. (Lihat Gambar 7). 
d. Tiang bendera batas
Tiang bendera untuk batas lapangan dipancangkan pada ujung kedua garis salah, yaitu pada garis perpanjangan dari tiang hinggap dan II serta dari tiang hinggap VI dan V. 
Untuk kandang atau ruang bebas, diperlukan 4 (empat) buah tiang bendera batas yang ditempatkan pada sudut-sudutnya. Jadi untuk permainan bola bakar dibutuhkan tiang bendera batas sebanyak 6 (enam) buah dengan ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah. Bendera batas dicat berselang seling putih hitam dengan diikatkan bendera berwarna terang dan mudah dilihat dari jauh, misalnya berwarna merah. (Lihat Gambar 8).
e. Alat pembakar
Alat pembakar dapat bentuk kotak atau tabung dan terbuat dari bahan kayu atau seng. Jika berbentuk kotak, dengan ukuran panjang dan lebar 20 cm sedangkan tingginya 10 cm sampai 20 cm. Alat pembakar yang berbentuk tabung, garis tengahnya 20 cm dan tingginya 10 cm sampai dengan 20 cm. (Lihat Gambar 9a dan 9b).
f. Tali 
Untuk batas lapangan dapat digunakan tali plastik atau rafla yang warnanya berbeda dengan lapangan, agar mudah dilihat dari jauh. Selain tali, dapat juga digunakan kawur atau dengan mebcangkul tanah, asal lebarnya tidak lebih dari 5 cm. Untuk membuat lapangan bola-bakar diperlukan tali yang panjangnnya kurang lebih 130 m, termasuk untuk membuat tempat bagi-regu pemukul yang disebut ruang bebas atau kandang, yang memrlukan tali sepanjang 14 m.

g. Pen-pen Besi
Pen atau disebut juga paku tanah, terbuat dari besi, kayu atau bambu. Adapun ukuran panjangnya lebih kurang 17 cm. Pen dibuat sedemikian rupa agar tidak membahayakan pemain. Kalau dibuat dari besi, bagianatasnya agar dibuat lengkungan. Alat pembakar supayatidak mudah berpindah tempat saat kena pantulan bola, sebaiknya diberi pen pada tiap sisinya yang tidak membahayakan para pemain. (Lihat Gambar 10)
h. Bendera untuk pembantu wasit 
Untuk 3 (tiga) pembantu wasit dibutuhkan 3 buah bendera. Bendera berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 20cm Warna menyolok agar mudoh dlihat dan warnanya berlainan dengan warna bendera tiang hinggap dan bendera batas. Bendera dikaitkan pada bambu atau kayu dengan panjang 50 cm sampai dengan 60 cm. 

i. Nomor dada

Untuk dua regu pemain dibutuhkan nomor dada sejumlah 30 pasang yang terbuat dari kain dengan dua macam warna. Masing-masing warna dibuat mulai nomor dada 1 sampai dengan nomor 15. Untuk pemain inti menggunakan nomor dada 1 sampai dengan nomor 12 sedangkan untuk pemain cadangan memaki nomor 13, 14 dan 15. Jadi setiap regu menggunakan nomor dada sejumlah 15 pasang. Setiap nomor dibuat rangkap dua dan diberi tali untuk dipasang atau digantungkan di dada dan punggung, agar dapat dengan mudah dilihat dari depan dan dari belakang. (Lihat Gambar Gb 11 : Nomor dada 11).
Dalam memilih warna diusahakan agar terdapat perbedaan yang menyolok antara warna dasar Kain dengan warna angkanya, sehingga nomor dapat dilihat dengan jelas dari jarak jauh. 
Untuk memudahkan tugas wasit dan pembantu pembantunya dalam membedakan kedua regu yang sedang bermain, maka warna dasar nomor dada dari regu yang satu hendaknya mempunyai perbedaan yang menyolok dengan regu yang lain. Selama permainan berlangsung, semua pemain diharuskan memakai nomor di dada dan punggung. Nomor dada tidak boleh diikatkan di kepala. pinggang atau dimasukkan ke dalam saku karena nomornya tidak terlihat, sehingga akan menyulitkan tugas wasit maupun pembantu pembantunya. 

j. Peluit 
Untuk mengajar atau memimpin permainan, guru maupun wasit harus menggunakan peluit. Peluit hendaknya dapat berbunyi nyaring, sehingga dapat terdengar dari kejauhan. 
Gb.12: Peluit
k. Daftar nilai 
Daftar nilai disiapkan sebelum permainan mulai. Untuk membuat daftar nilai, dapat digunakan: 
  1. kertas dan perlengkapan alat tulis
  2. karton manila dengan perlengkapan spidol 
  3. papan tulis dengan perlengkapan kapur dan penghapus 
  4. white-board dengan perlengkapan spidol dan penghapus | 
Selain tersebut di atas juga disediakan kertas (blangko) daftar nama pemain untuk masing-masing regu yang akan bermain. 

1. Perlengkapan pemain: 
Perlengkapan perorangan dalam pelajaran, latihan atau pertandingan adalah: 
  • baju kaos untuk olahraga yang dibuat dari bahan yang mudah mengisap keringat. 
  • celana olahraga Baju dan celana olah raga harus bersih dan sopan. 
2. Perlengkapan regu (tim): Setiap regu atau tim dari sekolah atau perkumpulan sebaiknya mempunyai kostum. Kostum 1 (satu) set terdiri dari 15 pasang (baju dan celana). 

C. Teknik Permainan Bola Bakar

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Permainan Bola Bakar/Slagbal, Alat-alat, Peraturan, Teknik dan Lapangan Permainan"

Post a Comment