Peraturan Permainan Bola Bakar

A. Lapangan dan Alat-alat

Aturan 1 Lapangan

Lapangan permainan berbentuk segi enam beraturan dengan panjang sisinya-sisinya 12 m. Pada tiap-tiap sudutnya dipancangkan tiang hinggap (TH) yang semuanya berjumlah 6 (enam) buah yaitu TH I, II,III, IV V dan TH VI. Pemukul dan pelambung berada di sudut segi tiga sama sisi dengan panjang sisinya 6 m. Sedangkan pada titik sudut yang lain terletak alat pembakar. Garis yang menghubungkan kedua sudut tempat pemukul dan pelambung disebut garis pemukul dan garis sejajar di depannya sepanjang 12 m disebut garis batas pukulan.
Ruang bebas untuk tempat pemain regu pemukul berbentuk segi empat panjang dengan ukuran panjang 5 m dan lebar 2 m. Jarak antara ruang dengan ruang untuk memukul adalah 5 m.
Untuk pembuatan semua garis batas dapat digunakan kapur, tali atau dengan cara mencangkul tanah, asal bekas cangkulannya tidak terlalu dalam dan lebarnya tidak lebih dari 5 cm.

Penjelasan:
Lapangan bola bakar yang terbaik adalah membujur ke arah utara selatan, agar kedua regu yang bermain tidak silau karena sinar matahari. Apabila tidak memungkinkan, maka lapangan permainan hendaknya diatur sedemikian rupa agar regu lapangan (regu penjaga) tidak menentang sinar matahari atau membelakangi matahari. Apabila permainan dilakukan pada pagi hari dan lapangan membujur ke arah barat-timur, maka dalam menyiapkan lapangan supaya diperhatikan agar pemain regu lapangan tidak menghadap ke arah matahari. Jadi dalam membuat lapangan, alat pembakar berada di sebelah barat dan tiang hinggap III dan IV berada di sebelah timur.

Aturan 2 Gratis Salah

Garis-garis salah juga disebut garis mati yaitu garis-garis lurus dari titik sudut tempat alat pembakar ke tiang hinggap V dan dari tiitk sudut tempat'alat pembakar ke arah tiang hinggap II beserta rpanjangannya. Garis salah merupakan batas lapangan. Dengan adanya garis salah, maka dapat diketahui bola yang dipukul dengan kayu pemukul jatuh di dalam atau di luar lapangan permainan. Pada ujung garis salah ditancapkan tiang untuk batas lapangan yang tingginya 1,5 m dari permukaan tanah dan pada ujung tiang diberi bendera dengan warna merah atau warna lain yang menyolok, asal tidak sama dengan bendera pada tiang hinggap. Tiang ini disebut tiang bendera batas lapangan permainan atau tiang bendera garis salah.

Aturan 3 Tiang Hinggap

Tiang hinggap sebanyak 6 (enam) buah dan terbuat dari bambu, kayu ataupun besi yang dapat ditancapkan dengan kokoh ke dalam tanah agar dapat menahan tarikan dari pelari. Tinggi tiang sekurang-kurangnya 1,5 m dari permukaan tanah. Supaya mudah dilihat dari jauh, tiang hinggap dicat berselang-seling hitam dan putih, sedangkan pada bagian atas agar dibuat sedemikian rupa sehingga tidak melukai pemain-pemain. Pada ujung sebelah atas dipasangi bendera yang berwarna kuning atau biru, asal tidak sama dengan warna bendera garis salah.

Aturan 4 Alat Pemukul

Alat pemukul terbuat dari sepotong kayu yang panjang seluruhnya 50 cm. Panjang kayu pemukul terbagi menjadi dua bagian yaitu tempat pegangan tangan dan bidang untuk memukul. Panjang tempat pegangan adalah 20 cm dengan lebar 3 cm sampai 4 cm, sedangkan panjang bidang untuk memukul 30 cm dan lebarnya 5 cm sampai 10 cm. Karena alat pemukul terbuat dari kayu, maka disebut kayu pemukul. Bahannya terbuat dari kayu yang ringan sehingga kayu pemukul bola-bakar lebih ringan dari pada kayu pemukul kasti.

Aturan 5 Bola

Bola yang dipergunakan dalam permainan bola-bakar ialah bola tenis, bentuk bulat dengan garis lengah 6,35 cm sampai 6,67 cm dan beratnya 56,7 gr sampai 58,5 gr.
Bagi anak-anak atau pemain yang sudah menguasai permainan ini disarankan untuk menggunakan bola kasti yang berbentuk bulat, dengan berat 70 gr sampai 80 gr dan kelilingnya 19 cm sampai 21 cm. Bola kasti terbuat dari karet yang didalamnya diisi sabut atau ijuk.
Jika dalam bermain menggunakan bola-kasti, maka kayu pemukulnya juga kayu pemukul kasti. Kayu pemukul kasti panjangnya 50 cm sampai 60 cm dengan tempat pegangan 15 cm sampai 20 cm, berbentuk bulat telur penampangnya dengan lebar 5 cm dan tebalnya 3,5 cm.

Aturan 6 Alat Pembakar/Penghapus

Alat pembakar berupa kaleng atau peti yang berbentuk kotak atau tabung dan dapat berbunyi nyaring apabila dijatuhi bola atau kena pantulan dari bola. 
Adapun ukurannya adalah :
Panjang dan lebar : 20 cm
Tinggi : 10 cm sampai 20 cm
Jika kotak dibuat dari kayu, maka tebal kayu adalah 1 cm sampai 2 cm. Alat pembakar yang berbentuk tabung mempunyai garis tengah lingkaran 20 cm. Bahan untuk membuat alat pembakar dapat berupa papan kayu atau jenis logam yang tidak terlalu tipis dan dapat menimbulkan bunyi yang nyaring dan keras apabila dijatuhi bola atau dilempar bola.

Aturan 7 Ruang Pemukul dan Ruang Pelambung

Ruang pemukul terletak di sudut sebelah kiri dari segi tiga samasisi yang panjang sisinya 6 m dan dibentuk oleh garis yang menghubungkan alat pembakar dan tiang hinggap VI dengan garis pemukul. Sudut di depan ruang pemukul yang dibentuk oleh garis pemukul dan garis dari alat pembakar ke tiang hinggap I disebut ruang pelambung.

Aturan 8 Ruang Bebas

Ruang bebas atau disebut kandang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 5 m dan lebar 2 m, terletak 5 m dari garis samping ruang pemukul. Ruang bebas dibatasi dengan tiap sudutnya diberi tiang bendera batas.

B. Lama Permainan
Aturan 9 Lama Permainan

Lama permainan bola bakar sekurang-kurangnya 2 x 20 menit dan selama-lamanya 2 x 30 menit dengan ditambah istirahat 10 menit. Istirahat dilakukan antara kedua babak.

C. Pemain
Aturan 10 Pemain

Permainan ini dimainkan oleh dua regu dan tiap-tiap regu terdiri 12 orang pemain, ditambah dengan 3 orang pemain cadangan atau pemain pengganti. Salah seorang dari anggota regu ditunjuk sebagai pemimpin regu dan disebut kapten regu. 
Semua pemain bola-bakar harus memakai nomor dada dan punggung yang dapat kelihatan jelas dari jauh.
Sebelum permainan dimulai pemimpin regu menyerahkan daftar nama pemain beserta nomor urut dan nomor dadanya. Apabila telah ada panggilan dari petugas pencatat nilai, pemain regu pemukul mulai memukul dengan urut dari nomor 1, 2, 3 dan seterusnya. Selama bermain, urutan nomor pemain tidak boleh berubah.

Aturan 11 Tempat Pemain

Sebelum permainan dimulai terlebih dahulu diadakan undian untuk menentukan tempat pemain. Yang menang menjadi regu pemukul dan yang kalah menjadi regu lapangan. Undian dilakukan oleh kedua pemimpin regu dengan dipimpin oleh wasit.

Aturan 12 Regu Pemukul

Regu pemukul menempati ruang bebas. Kemudian petugus pencatat nilai memanggil pemain regu pemukul dengan urut dari nomor kecil yaitu nomor 1 sebagai pemukul, nomor 2 sebagai pelambung dan nomor 3 sebagai penjaga belakang. Setelah nomor 1 memukul, kemudian nomor 2 ganti menjadi pemukul dan nomor 3 menjadi pelambung, sedangkan nomor 4 keluar dari ruang bebas untuk bertugas Sebagai penjaga belakang. Demikian seterusnya.
Penjelasan:
Regu pemukul berusaha mencari nilai sebanyak-banyaknya dan menjadi regu pemukul selama mungkin.

Aturan 13 Regu Lapangan

Regu lapangan dengan dipimpin oleh pemimpin regunya menempatkan diri di lapangan sesuai dengan petunjuknya. Pemain regu lapangan boleh berdiri di mana saja, baik di dalam atau di luar lapangan, asal memeperhatikan hal-hal tersebut di bawah ini:
  1. tidak boleh berada di ruang pemukul, ruang pelambung dan tempat untuk penjaga belakang. 
  2. tidak boleh berdiri di ruang bebas.
  3. tidak boleh berdiri di antara garis pemukul dan garis batas pukulan. 
  4. tidak boleh berdiri di dekat garis sebelah luar yang menghubungkan tiang-tiang hinggap.
Penjelasan:
Tugas pemain regu lapangan ialah berusaha menggagalkan usaha pemain regu pemukul untuk mendapatkan rilai dengan cara: 
  1. menangkap bola yang dipukul oleh pemain regu pemukul sebelum bola jauh di tanah. Untuk tiap bola tangkap, regu lapangan mendapatkan nilai satu. 
  2. mematikan pelari dengan cara membakar alat pembakar sebelum pelari sampai di tiang hinggap.
  3. menghambat pelari untuk masuk ke ruang bebas dengan mengambil bola yang dipukul oleh pemain regu pemukul dalam waktu secepatnya dan segera mengoperkan bola kepada petugas pembakar.
Aturan 14 Pelambung

Pelambung adalah seorang pemain dari regu pemukul mempunyai nomor urut setelah nomor si pemukul. Ia menempatkan diri di sudut yang terletak di depan temannya yang telah siap memukul (di depan ruang pemukul). Pelambung bertugas melambungkan bola ke arah pemukul sesuai dengan permintaannya.

Aturan 15 Pembantu Pelambung.

Pembantu pelambung atau juga disebut penjaga belakang, berdiri di belakang pemukul dan berada di luar garis yang membatasi ruang pemukul. Tugasnya ialah mengambil bola yang tidak dipukul atau pada waktu terjadi pukulan salah, kemudian mengoperkan kepada pelambung.

D. Melambungkan Bola
Aturan 16 Melambungkan Bola

Cara melambungkan bola ialah bola yang berada di telapak tangan dengan jari-jari rapat diayunkan ke depan dengan gerakan dari sendi bahu menuju ke arah yang diminta oleh pemukul. Yang perlu diperhatikan saat melambungkan bola ialah:
  1. pelambung berdiri di sudut tempat pelambung dengan kedua kakinya menginjak tanah dan posisi kedua kaki kiri berada di depan. 
  2. ayunan tangan harus lemas (rileks) dan bola tidak boleh diberi putaran pada saat lepas dari tangan, sehingga jalan bola polos.
  3. lambungan bola harus menuju ke arah yang diminta oleh pemukul dengan menjulurkan tangan kirinya ke depan.
Aturan 17 Lambungan Betul

Lambungan dikatakan betul apabila :
  1. bola dilambungkan dengan lunak kearahi yang ditunjukkan oleh pemukul.
  2. tingginya antara kepala dan lutut si pemukul pada waktu berdiri tegak. 
  3. permintaan tidak boleh di luar garis pemukul.
Aturan 18 Lambungan Salah

Lambungan salah atau lambungan tidak sah terjadi apabila yang dilambungkan tidak memenuhi syarat-syarat pada aturan 17. 
Lambungan dinayatakan salah, jika: 
  1. bola lebih tinggi dari kepala atau lebih rendah dari lutut.
  2. bola tidak dilambungkan ke tempat yang diminta atau ditunjuk oleh pemukul yaitu antara kepala dan lutut.
  3. bola terlalu keras dilambungkan ke arah pemukul. 
  4. bola dilambungkan dengan diberi putaran.
Aturan 19 Menolak Lambungan

Bola yang dilambungkan dengan betul harus dipukul. Bola yang dilambungkan salah juga harus dipukul. Kalau tidak dipukul, tetap dianggap satu pukulan salah, karena yang melambungkan bola adalah teman si pemukul sendiri, sehingga lambungan bola harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi penolakan lambungan. Lambungan bola sebanyak 3 kali.

E. Hak Memukul
Aturan 20 Hak Memukul

Tiap-tiap pemain dari regu pemukul berhak memukul 3 kali, tetapi pada pukulan pertama atau kedua Yang betul, ia harus lari. Jika pukulan ketiga salah atau tidak kena, maka pemukul harus lari tapi hanya Sampai ke tiang hinggap I. Dalam hal ini pelari mati satu.
Apabila tinggal seorang pemukul, tanpa ada pelambung, maka terjadi pergantian bebas.

Aturan 21 Giliran Memukul

Pemain regu pemukul mendapat giliran memukul menurut urutan nomor dada yang terkecil yang berada di ruang bebas setelah ada pangggilan dari petugas pencatat nilai. Panggilan ini dimulai dan nomor 1 menjadi pemukul, nomor 2 menjadi pelambung dan nomor 3 menjadi penjaga belakang Setelah nomor 1 memukul, kemudian ganti dengan nomor 2 memukul, nomor 3 melambung bola dan nomor 4 jaga belakang. Demikian seterusnya. Jika waktu mendapat giliran memukul tidak ada karen masih di tiang hinggap, maka nomor tersebut dilewati.

Aturan 22 Tempat Pemukul

Pemukul berdiri di sudut sebelah kiri dari segi tiga sama sisi yang panjang sisisisinya 6 m dan letaknya dengan tiang hinggap VI. Pemukul tidak boleh berdiri di atas salah satu garis batas atau diluarnya, sebelum kayu pemukul mengenai bola. Bila terjadi pelanggaran di atas, dianggap pukulan salah.

Aturan 23 Pukulan Betul

Pukulan dinyatakan betul atau sah apabila, bola dipukul kena kayu pemukul dan jatuh pertama kali ditanah, kena pemain atau tertangkap oleh pemain regu lapangan dan telah melewati garis batas pukulan di antara kedua garis salah.

Aturan 24 Pukulan salah

Pukulan salah, apabila:
  1. bola dipukul tetapi tidak kena (luncas)
  2. bola yang dilambungkan oleh pelambung, tidak dipukul
  3. bola yang dipukul tidak mengenai kayu pemukul tetapi mengenai anggota badan yang lain
  4. bola yang dipukul jayuh pertama kali sebelum atau tidak melewati garis batas pukulan
  5. bola yang dipukul jatuh pertama kali di luar garis salah dan perpanjangannya
  6. bola yang dipukul langsung mengenai pelambung atau pembantu pelambung 
  7. kaki pemukul menyentuh, menginjak atau keluar dari garis pemukul atau garis yang membatasi ruang pemukul, pada saat melakukan pukulan.
  8. setelah memukul betul, kayu pemukul menyentuh garis atau keluar dari ruang pemukul.
Aturan 25 Pukulan Luncas

Pukulan disebut luncas apabila di dalam usaha memukul bola, kayu pemukul tidak mengenai bola sama sekali.

Aturan 26 Kayu Pemukul Keluar

Setelah memukul, kayu pemukul harus diletakkan di dalam ruang pemukul. Jika kayu pemukul jatuh di luar atau menyentuh garis di ruang pemukul, maka si pemukul dianggap memukul salah sehingga ia tidak berhak mendapatkan nilai apabila dapat kembali ke ruang bebas dengan selamat. Tetapi sebelum menyentuh tiang hinggap I, pelari boleh kembali ke ruang pemukul untuk kemudian segera lari menuju tiang hinggap I. Pada saat itu pelari dapat dimatikan. Apabila pelari berhasil memasukkan kayu pemukul dan dapat kembali ke ruang bebas dengan selamat, ia berhak mendapatkan nilai.
Untuk sesuatu pukulan betul meskipun letak kayu pemukul salah atau keluar, pelari yang lain boleh menlanjutkan perjalanannya.

F. Pelari
Aturan 27 Pelari

Tiap-tiap per cas setelah memukul betul, memukul salah asau memukul luncas disebut pelari.

Aturan 28 Lari Sesudah Pukulan Betul

  1. Setelah pukulan betul, pemukul harus lari menuju tiang hinggap I, II, III dan seterusnya dengan melewati luar garis lapangan.
  2. Pelari dinyatakan telah hinggap di tiang hinggap apabila tangan atau bagian badan yang lain telah menyentuh tiang hinggap.
  3. Pada satu tiang hinggap, boleh berdiri (hinggap) lebih dari seorang pemain regu pemukul. Jadi seorang pelari boleh mendahului pelari di depannya.
  4. Pelari boleh kembali ke tiang hinggap yang dilaluinya asal belum menyentuh saat melewati tiang hinggap tersebut. Pelari tidak boleh meninggalkan tiang hinggap lebih dari 1 m, sebelum bola dipukul oleh pemain regu pemukul.
  5. Pelari tidak boleh meninggalkan tiang hinggap lebih dari 1 m, sebelum bola dipukul oleh pemain regu pemukul.
  6. Seorang pelari tidak dapat dihanguskan setelah menyentuh tiang hinggap VI, karena ia langsung masuk ke ruang bebas setelah menyentuh tiang hinggap terakhir (TH VI). 
Aturan 29 Melanjutkan Lari 

Semua pelari yang berada di tiang hinggap, boleh melanjutkan perjalanannya (lari) setelah ada pukulan betul. 

Aturan 30 Pelari Mati 

Seorang pelari dinyatakan mati 1 (satu) apabila: 
  1. Setelah 3 kali pukulan salah. 
  2. Setelah 3 kali pukulan tidak kena (luncas). 
  3. Sebelum menyentuh tiang hinggap yang dituju, alat pembakar sudah dibakar. 
  4. Tidak menyentuh tiang hinggap yang dilewatinya. 
  5. Lari di dalam atau di atas (menginjak) garis segi enam. 
  6. Dengan sengaja menahan, menghentikan bola atau menendang bola yang akan dipegang oleh regu pemukul. 
  7. Seorang pelari tidak boleh melebihi 1m dari tiang hinggap, sebelum bola dipukul oleh regu pemukul 
G. Mendapat Nilai 
Aturan 31 Mendapat Nilai 

Seorang pemukul yang memukul betul dan dapat menyelesaikan seluruh perjalanan mulai dari tiang hinggap I sampai dengan tiang hinggap VI dengan selama (tidak mati) atas pukulannya sendiri, mendapat nilai 2 atau run. Jika seorang pemukul setelah memukul betal, kemudian dapat menyelesaikan perjalanannya dengan selamat tetapi diselingi pukulan temannya, ia mendapat nilai 1. Regu lapangan mendapat nilai 1 (satu) untuk tiap-tiap bola tangkap. 

Aturan 32 Menghalang-halangi 

Apabila seorang pelari dalam perjalanannya menuju ke tiang hinggap dihalang-halangi oleh pemain regu lapangan, maka pelari tersebut boleh meneruskan perjalanannya dengan bebas ke tiang hinggap yang akan dituju. Pemain regu lapangan tidak diperkenankan berdiri di antara kedua tiang hinggap, karena akan mengganggu (menghalangi) perjalanan pelari.

H. Petugas Pembakar

Aturan 33 Petugas Pembakar 

Seorang pemain dari regu lapangan bertugas sebagai pembakar. Cara membakar ialah dengan melemparkan atau memantulkan bola yang dipegang langsung ke alat pembakar, yang berupa kotak atau tabung. Yang boleh membakar hanya pembakar sendiri. Pembakar dibantu oleh temannya yaitu seorang pembantu pembakar, yang bertugas mengembalikan bola kemudian diberikan kepada pembakar.

I. Bola Tangkap

Aturan 34 Bola Tangkap

Tiap bola yang dipukul pemain regu pemukul dan dapat langsung ditangkap oleh pemain regu lapangan sebelum mengenai tanah, dinyatakan sebagai bola tangkap. Untuk tiap-tiap bola tangkap, Pemain regu lapangan mendapat nilai 1 (satu).

Aturan 35 Bola Hidup

Bola dinyatakan hidup atau dalam permainan, apabila: Setelah pukulan betul. 
a. Setelah pukulan betul. 
b. Bola hilang tetapi bola telah diketemukan kembali dan sudah berada di lapangan permainan lagi.
Selama bola hidup atau bola dalam permainan, semua pelari boleh lari menuju ke tiang hinggap berikutnya.

Aturan 36 Bola Mati

Bola dinyatakan mati atau tidak dalam permainan apabila:
  1. Setelah terjadi pukulan salah, dielama bola hilang.
  2. Selama bola hilang.
  3. Setelah bola berada di tangan pelambung dan ia telah siap untuk melambung. 
  4. Terjadi pertukaran tempat (pergantian).
  5. Kayu pemukul patah saat memukul bola.
  6. Karena sesuatu hal, wasit menghentikan permainan.
Selama bola mati, seluruh pelari harus tetap di tiang hinggap masing-masing.

Aturan 37 Bola Hilang

Bola dinyatakan hilang apabila setelah dipukul dengan betul, bola tidak dapat diambil dengan cara biasa oleh pemain regu lapangan. Ini dapat terjadi jika bola masuk di antara kerumunan penonton, masuk ke dalam selokan atau ke semak-semak. 
Sebelum ada tanda peluit bola hilang, semua pelari masih boleh melanjutkan berlari, akan tetapi setelah ada tanda peluit bola hilang yang ditiup oleh wasit, maka pelari yang telah terlanjur lari hany, boleh meneruskan ke pemberhentian yang dituju. Selama bola hilang, terjadi bola mati.

J. Bertukar Tempat
Aturan 38 Bertukar tempat (Pergantian)

Bertukar tempat maksudnya ialah regu pemukul ganti menjadi regu lapangan dan regu lapangan menjadi regu pemukul. Pergantian terjadi apabila:
  1. Regu pemukul telah mati 10 kali.
  2. Regu lapangan telah melakukan hola tangkap 5 kali.
  3. Tinggal seorang pemain dari regu pemukul, sehingga tidak ada yang melambungkan bola. 
  4. Pemain regu pemukul keluar dari ruang bebas sebelum dipanggil oleh petugas pencatat nilai atau tanpa seizin wasit.
  5. Regu pemukul sengaja memperlambat jalannya permainan.
  6. Terjadi pelanggaran tatatertib yang cukup berat dari regu pemukul. Dalam hal ini kebijaksanaan wasit yang menentukan berat ringannya pelanggaran tersebut.
K. Pelanggaran Tata Tertib
Aturan 39 Pelanggaran Tata Tertib

Yang termasuk pelanggaran tata tertib adalah:
  1. Tidak mau tunduk kepada keputusan wasit atau pembantunya dengan cara membantah atau memprotes keputusan wasit.
  2. Mengeluarkan kata-kata kotor dan bertindak tidak sopan terhadap wasit, pembantu-pembantunya, repu lawan maupun kepada penonton.
Untuk pelanggaran ini, wasit harus mengambil tindakan dengan memberi peringatan kepada pemain yang bersangkutan, tetapi jika masih melakukan pelanggaran, maka pemain tersebut dapat dikeluarkan dari pertandingan dan selama pertandingan berlangsung ia tidak diperkenankan bermain maupun sebagai pemain cadangan.

L. Pergantian Pemain 
Aturan 40 Pergantian Pemain

  1. Pergantian pemain dapat dilakukan pada saat terjadi pergantian atau pertukaran tempat atau pada saat terjadi bola mati.
  2. Jika seorang pemain akan diganti, maka pimpinan regu, guru atau pelatihnya harus lapor kepada wasit. 
  3. Selama bertanding, berapa kali boleh diadakan pergantian pemain, ini tergantung dari perjanjian sebelum dilaksanakannya pertandingan.
M. Penentuan Pemenang
Aturan 41 Penentuan Pemenang

Regu yang pada akhir pertandingan memperoleh nilai terbanyak adalah sebagai pemenangnya. Tetapi bila jumlah nilai keduanya regu sama, maka pemenangnya ditentukan sebagai berikut:
  1. Regu yang memperoleh nilai lari lebih banyak, dinyatakan sebagai pemenangnya.
  2. Apabila dengan ketentuan a masih sama, waktu pertandingan diperpanjang dengan 2 x 10 menit. Untuk menentukan regu mana yang menjadi regu pemukul dahulu, dilakukan dengan undian. Setelah 10 menit, kemudian diadakan pergantian.
  3. Jika setelah diadakan perpanjangan 2 x 10 menit hasil nilainya tetapsama, maka dilanjutkan dengan adu bola bakar atau adu bola hangus. Caranya yaitu 3 orang pemain dari masing-masing regu di beri kesempatan melempar alat pembakar secara langsung dengan 3 buah bola dari belakang garis pemukul. Yang paling banyak mengenai sasaran, dialah pemenangnya. Kalau hasilnya masih tetap sama, maka pemain yang lain diberi kesempatan adu bola bakar sampai terjadi perbedaan nilai. Nilai yang masuk sasaran digabungkan dengan jumlah nilai sebelum terjadi adu bola bukar.
N. Wasit 
Aturan 42 Wasit

Wasit bertugas sebagai pemimpin pertandingan. Seorang wasit harus bertindak adil dan dapat Memegang teguh peraturan permainan, sehingga semua pemain patuh terhadap keputusan wasit.
Wasit dibantu oleh dua orang pencatat nilai dan 3 orang penjaga garis.
Tiga orang penjaga garis bertugas di luar garis antara tiang hinggap I dan II, antara tiang hinggap II dan IV, dan yang ketiga bertugas antara tiang hinggap V dan VI.
Penjaga garis bertugas mengawasi pelanggaran-pelangaran yang dilakukan oleh para pemain, kemudian memberitahukan kepada wasit dengan isyarat bendera yaitu menangkat bendera ke atas.
Perlengkapan wasit adalah sebuah arloji dan peluit yang dapat berbunyi nyaring sehingga jelas didengar ke seluruh lapangan. 
Isyarat dengan menggunakan peluit: 
a. Tiga kali tiupan panjang (titiiit - tiiiiit - tiiiit) 
1) bila permainan akan dimulai, yaitu permulaan babak I dan akhir babak pertama, 
2) juga pada permulaan dan berakhirnya babak II setelah istirahat. 
b. Dua kali tiupan panjang (tiiiiit - tiiiiiit) 
1) bila terjadi pertukaran tempat atau pergantian 
2) bila bola hilang 
3) bila karena sesuatu hal, wasit akan menghentikan permainan. 
c. Satu kali tiupan panjang (tiiiiit) 
Apabila terjadi pembakaran (alat pembakar dibakar). 
d. Dua kali tiupan pendek (tit - tit) 
1) bila pukulan salah 
2) bila pukulan tidak kena (luncas) 
3) lambungan bola tidak dipukul. 
e. Tiga kali tiupan pendek (tit - tit - tit) 
Bila pelambung telah siap untuk melambungkan sebelum petugas pencatat nilai memanggil pemain untuk memukul. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peraturan Permainan Bola Bakar"

Post a Comment