Permainan Kelereng

A. Pengertian
Kelereng dikenal di berbagai daerah dengan berbagai sebutan antara lain gundu, keneker, kelici, guli. Bentuknya bola kecil dibuat menggunakan bahan utama tanah liat, marmer maupun kaca dan digunakan anak-anak untuk bermain. Ukuran kelereng beragam, tetapi umumnya 1/2 inci atau 1,25 cm dari ujung ke ujung. Kelereng biasanya dikoleksi oleh anak-anak dengan tujuan untuk nostalgia dan juga karena warnanya yang estetik.

B. Sejarah
Pada abad pertengahan permainan kelereng sudah populer dan dimainkan oleh kalangan tertentu yaitu aristokrat dan bangsawan. Permainan ini tidak hanya terkenal di kalangan masyarakat kita saja, di Perancis pun permainan ini ternyata sangat digemari dan mereka memanggilnya dengan sebutan Pentaque. Bedanya, jika permainan kelereng menggunakan gundu yang mempunyai ukuran kecil, sedangkan Pentaque memerlukan 2 jenis bola yang mempunyai ukuran dan bentuk yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati dan baja. Pentaque pertama kali dikenalkan oleh Suku Gaule (Perancis Kuno). Berasal dari Perancis, lama-kelamaan permainan ini menyebar ke wilayah lainnya antara lain Yunani dan Mesir melalui orang-orang Romawi. Seperti halnya Nekeran, Pentaque awalnya juga merupakan permainan untuk mengisi waktu luang. Sejarah berlanjut sampai ke zaman Renaissance atau pencerahan. Pentaque menjadi mainan di kalangan aristokrat dan bangsawan bahkan kabarnya permainan ini pernah disejajarkan dengan olahraga Tenis yang dipandang cukup elit di masa itu. Yang diperbolehkan untuk bermain olahraga itu hanyalah orang-orang tertentu saja seperti kalangan bangsawan. Terhitung sejak tahun 1850, sebuah organisasi sosial Clos Jouve memperkenalkan kembali Pentaque yang semakin hari kian dilupakan oleh masyarakat. Menginjak abad ke-20 permainan ini mulai dipatenkan seiring dengan semakin banyaknya bermunculan klub-klub Pentaque sebagai pelestarian kebudayaan tradisional. Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya sendiri.

C. Alat yang Digunakan
Permainan ini tidak membutuhkan peralatan khusus yang digunakan untuk memainkannya. Pemain hanya memerlukan lapangan kosong yang digunakan sebagai arena kelereng dan kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan. Dan selanjutnya permainan siap untuk dimainkan.

D. Peraturan
Ada beberapa jenis peraturan, diantaranya pot-potan dan ban-banan atau jarum-jaruman. Namun, ide dasarnya sama yaitu mengarahkan kelereng penembak menuju kelereng target. Untuk pot-potan permainanya adalah membuat gambar persegi yang diantara titik bidangnya diletakkan kelereng kita dan kelereng lawan. Dan selanjutnya saling mengeluarkan kelereng yang ada dalam persegi tersebut. Dan jika keluar dari persegi maka kelereng tersebut akan menjadi hak milik sang penembak. Selain pot-potan ada juga yang lain. Yaitu dengan membuat garis lingkaran dan meletakkan kelereng target dan siapa yang paling banyak mengeluarkan kelereng target, maka dialah pemenangnya.

Gambar 1. Permainan Kelereng

E. Cara Bermain
Untuk memainkan permainan kelereng yang paling dasar, pertama lapangan bermain yang cocok harus dibentuk. Cukup dengan taman bermain berpasir atau daerah pinggiran lapangan biasa akan ideal jadi medannya, meskipun setiap daerah luar ruangan datar dengan rumput minimal akan cocok. Setelah lapangan telah dibuat, semua pemain perlu memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah ring. Kelereng ini disusun dalam bentuk salib, dengan masing-masing marmer spasi beberapa inci terpisah. Kelereng di ring dianggap sasaran buat setiap penembak. Pada titik ini, para pemain harus memutuskan apakah mereka bermain buat bersenang-senang atau “untuk seriusan.” Jika bermain buat bersenang-senang, kelereng yang sama ditempatkan kembali ke ring dan kembali ke pemilik masing masing setelah pertandingan digelar. Jika bermain buat seriusan, para pemenang dari setiap permainan akan menyimpan semua kelereng dimainkan sebagai denda dan imbalan dari pemainan yang dimainkan bersama itu. Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya di mana saja di sekeliling luar lingkaran. Tujuan dari permainan dasar kelereng ialah buat menjatuhkan kelereng sasaran atau penembak pemain lain benar-benar keluar dari ring tanpa mengirim penembak Anda sendiri di luar batas. Penembak pertama umumnya bertujuan ke susunan pusat kelereng dan menempatkan penembak di sebuah celah yang dibentuk oleh menyelipkan ibu jari di belakang buku jari keduanya atau jari telunjuknya. Jari telunjuk memegang jempol dalam ketegangan sampai pemain buat mengambil ancang ancang buat menembak. Teknik ini disebut jentikan bawah, dan divestasi harus cukup kuat buat menggerakkan ketukan penembak yang lebih besar ke dalam lingkaran dan memaksa setidaknya satu kelereng keluar dari lingkaran.
Gambar 2. Teknik Bermain Kelereng


Selama penembak terus mengirim kelereng keluar dari ring tanpa kehilangan posisinya atau selalu kena, maka akan bisa giliran terus. Jika penembak gagal buat melumpuhkan kelereng lawan, gilirannya dianggap selesai. Sebuah permainan kelereng berakhir ketika semua kelereng telah tersingkir dari ring. Pemain layak menghitung jumlah kelereng yang telah mereka kumpulkan dan satu dengan kelereng yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang dari permainan itu. Putaran selanjutnya bisa dimainkan buat menentukan kampiun utama, atau mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng buat membuat putaran selanjutnya.

F. Manfaat yang Diperoleh
1) Mengatur Emosi (Relaks)
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak. Kesenangan inilah yang memunculkan unsur relaks yang membantu anak keluar sebentar dari rutinitasnya sehari-hari untuk “me-recharge” kembali baterai energinya. Bila energinya sudah kembali penuh, tentu baik sebagai persiapan menghadapi hal-hal yang serius, seperti belajar.

2) Melatih Kemampuan Motorik
Kegiatan-kegiatan dalam permainan ini, seperti melempar dan menyentil kelereng, dapat melatih keterampilan motorik halus dan kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan motorik, koordinasi visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk menembakkan kelereng-kelerengnya.

3) Melatih Kemampuan Berfikir (Kognitif)
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan ini. Misalnya, jika ia ingin memenangkan permainan maka harus memecahkan masalah dan menggunakan strategi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. 

4) Kemampuan Berkompetensi
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas memperoleh tanggapan dari para lawan nya merupakan hadiah tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri.

5) Kemampuan Sosial (Menjalin Pertemanan)
Paling penting dari kegiatan bermain adalah bagaimana anak mampu menjalin pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan lupa, hubungan pertemanan akan memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Misal, ia jadi belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik ketika terjadi pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar mengomunikasikan keinginan dan pikirannya.

6) Bersikap Jujur
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan kepribadian yang positif ketika bermain, seperti pentingnya kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai yang benar merupakan landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa yang akan datang.

7) Melatih Taraf Kecermatan dan Ketelitian
Permainan ini dapat melatih otak kita menjadi lebih cermat dalam bertindak dan menjadi lebih teliti dengan hal-hal yang telah dia lakukan atau yang akan dia kerjakan nanti. Dengan cara memikirkan langkah-langkah yang harus diambil dengan kondisi yang sedang dia alami saat bermain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Permainan Kelereng"

Post a Comment