Permainan Lompat Tali

A. Pengertian Lompat Tali
Permainan lompat tali terdengar tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluruh wilayah Indonesia meskipun dengan nama yang berbeda. Permainan lompat tali cenderung identik dengan kaum perempuan, akan tetapi tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Gambar 5.1 Permainan lompat tali
Salah satu nama permainan ini di wilayah lain adalah Tali Merdeka yang di kenal oleh masyarakat di wilayah Provinsi Riau dan disekitarnya.

B. Asal Usul Lompat Tali
Tali Merdeka adalah sebutan untuk permainan lompat tali bagi mereka yang tinggal di wilayah Provinsi Riau. Di daerah Provinsi Riau yang masyarakatnya adalah pendukung kebudayaan Melayu. Inti dari lompat tali adalah melompat dengan alat tali karet yang tersusun dan tersimpul. Penamaan untuk permainan ini berkaitan dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain tersebut, khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi kepalan tangan yang diacungkan ke udara. Kepalan tangan tersebut hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika mengucapkan kata “merdeka”. Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan. Sebenarnya di daerah lain indonesia juga banyak di temukan permainan ini tapi dengan nama yang berbeda misal dengan nama Lompat Tali, Lompatan dll.

C. Pemain Pada Lompat Tali
Pemain untuk tali merdeka ini berjumlah antara 3-10 orang. Pemain terbagi dalam 2 kelompok, yaitu pemegang karet dan pelompat karet. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh kaum perempuan yang berusia antara 7-15 tahun. Kaum perempuan yang telah berumur lebih dari 15 tahun biasanya akan
segan untuk ikut bermain, karena takut auratnya akan terlihat sewaktu bermain melompati tali karet. Kalau pun ada yang ikut bermain, biasanya hanya sebagai penggembira saja dan hanya melompat saat ketinggian tali masih sebatas lutut atau pinggang. Sedangkan kaum laki-laki hanya kadang kala saja ikut serta dalam permainan.

D. Tempat Permainan Lompat Tali
Permainan ini tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas untuk pelaksanaannya. Lompat tali dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja, seperti: di halaman sekolah (pada waktu istirahat) dan di halaman rumah dan dapat juga pada tempat-tempat yang dapat dibilang terbatas.

E. Peralatan Lompat Tali
Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah karet-karet gelang yang dianyam dan disusun memanjang. Cara menyusun dan menganyam adalah dengan menyambungkan 2 karet pada 2 karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran 3-4 meter. Karet-karet tersebut berbentuk bulat seperti gelang yang banyak dijual di tempat pasar-pasar tradisional. Karet tersebut dijual dengan satuan berat (gram, ons, dan kilo). Pada waktu membuat anyaman dan susunan untuk membentuk tali karet yang digunakan dalam permainan, diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah karet lain agar tidak lekas putus oleh anggota tubuh pemain yang sedang melompat. Ada kalanya tali-karet dianyam dengan menyambungkan 3-4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi semakin kuat dan dapat dipakai berkali-kali.

F. Aturan-Aturan
Permainan tali merdeka terklasifikasi sangat sederhana karena pelaksanaannya hanya melompati anyaman karet yang telah tersusun dengan ketinggian yang diatur secaa tertentu. Jika pemain dapat melompati tali karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal pada saat melompat, pemain yang gagal harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain berikutnya yang juga gagal dan begitupun seterusnya. Terdapat beberapa klasifikasi ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu: 
  1. tali berada pada batas lutut pemegang tali; 
  2. tali berada sebatas pinggang (sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika  mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; 
  3. posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak terjerat); 
  4. posisi tali sebatas telinga; 
  5. posisi tali sebatas kepala; 
  6. posisi tali satu jengkal dari kepala; 
  7. posisi tali dua jengkal dari kepala; dan
  8. posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.
G. Proses Permainan Lompat Tali
Sebelum permainan diadakan, terlebih dahulu akan dipilih dua orang pemain yang akan menjadi pemegang tali dengan jalan gambreng dan suit. Gambreng dilakukan dengan menumpuk telapak tangan masing-masing peserta yang berdiri dan membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, secara serentak tangan-tangan tersebut akan diangkat dan diturunkan. Pada saat diturunkan, posisi tangan akan berbeda-beda (ada yang membuka telapak tangannya dan ada pula yang menutupnya). Apabila yang terbanyak adalah posisi telapak terbuka, maka yang memperlihatkan punggung tangannya dinyatakan menang dan gambreng akan diulangi lagi hingga nantinya yang tersisa hanya tinggal dua orang peserta yang akan menjadi pemegang tali. Kedua orang tersebut nantinya akan melakukan suit, untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu akan menggantikan pemain yang gagal ketika melompat. Suit adalah adu ketangkasan menggunakan jari-jemari tangan, khususnya ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingking. Ibu jari dilambangkan sebagai gajah, jari telunjuk sebagai manusia dan jari kelingking sebagai semut. Apabila ibu jari beradu dengan jari telunjuk, maka ibu jari akan menang, karena gajah akan menang jika bertarung dengan seorang manusia. Namun apabila ibu jari beradu dengan jari kelingking, maka ibu jari akan kalah, sebab semut dapat dengan mudah memasuki telinga gajah, sehingga gajah akan kalah. Sedangkan apabila jari kelingking beradu dengan jari telunjuk, maka jari kelingking akan kalah, sebab semut akan kalah dengan manusia yang mempunyai banyak akal. Setelah semuanya siap, maka satu-persatu pemain akan melompati tali dengan berbagai macam tahap ketinggian yang telah disebutkan di atas. Pada ketinggian-ketinggian yang sebatas lutut dan pinggang, umumnya para pemain dapat melompatinya, walaupun pada ketinggian tersebut tali tidak boleh tersentuh tubuh pemain. Pada tahap ketinggian yang sebatas dada hingga satu jengkal di atas kepala, mulai ada pemain yang merasa kesulitan untuk melompatinya. Pergantian pemegang tali mulai banyak terjadi pada saat ketinggian tali sebatas hingga dua jengkal di atas kepala. Tahap yang paling sulit adalah ketika tali berada seacungan hasta pemegangnya. Pada tahap ketinggian seperti ini, pada umumnya hanya pemain-pemain yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan atau sering bermain tali merdeka saja yang dapat melompatinya. Agar mempermudah lompatan, pemain juga boleh melakukan gerakan berputar menyamping, yang jika diamati akan nampak seperti perputaran baling-baling. Gerakan berputar pada umumnya dilakukan oleh anak laki-laki. Selain berputar, pemain juga boleh memegang dan menurunkan tali terlebih dahulu sebelum melompat. Cara ini biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan. Pemain yang telah berhasil melompati tali yang setinggi acungan tangan, akan menunggu pemain lain selesai melompat. Dan, setelah seluruh pemain berhasil melompat, maka tali akan diturunkan kembali sebatas lutut. Begitu seterusnya, hingga pemain merasa lelah dan berhenti bermain.

H. Nilai-Nilai Budaya dalam Permainan
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai-nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian yang telah diatur sedemkian rupa. Nilai kecermatan dan ketangkasan terlihat dari usaha pemain untuk memperkirakan antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Kecermatan dan ketangkasan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan. 

I. Pelaksanaan Permainan

Kemendikbud (2014: 70) menjelaskan bagaimana pelaksanaan permainan tradisional lompat tali. 
  1. Permainan dilaksanakan 2 kelompok.
  2. Jumlah anggota dalam 1 kelompok jumlahnya sama.
  3. Masing-masing kelompok menentukan yang lebih dulu bermain dan yang jadi penjaga.
  4. Kelompok yang berperan menjadi penjaga bertugas mengayun tali karet untuk dilompati kelompok pemain.
  5. Satu per satu anggota kelompok melompati tali mulai dari 1 lompatan. Jika ada anggota kelompok yang tidak berhasil melompati tali, maka berarti anggota kelompok tersebut sudah tidak boleh bermain. Sisa pemain satu per satu melanjutkan dengan 2 lompatan dan seterusnya sampai 10 lompatan sekaligus.
  6. Kelompok pemenang adalah yang berhasil sampai 10 lompatan tanpa kehabisan jumlah pemain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Permainan Lompat Tali"

Post a Comment