Tes Cardiovaskuler (Harvard Step Test, Sloan Test, Tes Lari Multi Tahap (Multistage Fitness Test)

Pengukuran cardiovaskuler melalui pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dalam berbagai macam posisi dan tingkatan kerja. Orang yang mempunyai kondisi yang baik sistem peredaran darah dan pernapasannya lebih efisien dari pada orang yang tidak terlatih. Dengan melakukan olahraga yang sistematis dan teratur hal ini akan mempengaruhi efisiensi fungsi jantung dan pernapasan.


Telah kita ketahui bahwa olahragawan yang terlatih mempunyai volume denyutan yang lebih besar daripada orang yang tidak terlatih, pada saat istirahat. Hal ini disebabkan jantung olahragawan lebih kuat dari pada orang yang tidak terlatih. Demikian pula hal kapasitas vitalnya, bahwa orang-orang yang terlatih (olahragawan) pada umumnya kapasitas vitalnya, lebih besar dari pada orang yang tidak terlatih. Karpovich mengemukakan bahwa, seorang terlatih dalam membersihkan paru-parunya selama istirahat dan dalam keadaan bekerja, lebih ekonomis daripada orang yang tidak terlatih.
Denyut jantung seseorang akan meningkat disebabkan ada peningkatan kerja dari orang itu. Peningkatan denyut jantung orang yang mempunyai kondisi fisik yang kurang akan lebih cepat dari pada orang yang memiliki kondisi fisik yang baik dan terlatih. Bagi orang yang terlatih pada waktu melakukan kerja kenaikan frekwensi denyut jantungnya lebih lama daripada orang yang tidak terlatih. Denyut jantung, tekanan darah dan pernapasan bagi orang yang terlatih akan lebih cepat kembali ke normal daripada orang yang tidak terlatih setelah melakukan suatu pekerjaan.
Dalam pengukuran cardiovaskuler aspek yang diukur meliputi denyut nadi dan tekanan darah. Kedua ini merupakan indikator yang menggambarkan mengenai kemampuan kardiovaskuler seseorang. Cardiovaskuler seseorang erat sekali hubungannya dengan physical fitness sebab cardio respiratory endurance merupakan salah satu aspek elemen pokok dari kesegaran jasmani.

Fungsi Tes Cardiovaskuler 
  1. Menentukan klasifikasi kesegaran jasmani siswa.
  2. Menilai status kesegaran kesegaran jasmani siswa.
  3. Memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat berlatih. 
Jenis-jenis Tes Cardiovaskuler

a. Harvard Step Test 

Perlengkapan Tes:
  • bangku setinggi 20 inci 
  • stopwatch 
  • metronom 
Pelaksanaannya:
Subjek berdiri dengan salah satu kaki diatas bangku, bila ada aba-aba ya, kaki yang satu lagi naik ke atas bangku sehingga berdiri dan kedua lutut harus lurus. Kemudian salah satu kaki turun ke bawah dan disusul dengan kaki yang lainnya. Lakukan gerakan naik turun bangku tersebut maksimum selama 5 menit. dengan kecepatan 30 step/menit.
Cara mencatat denyut nadi 
Setelah subjek melakukan latihan tersebut sudah disuruh duduk kemudian denyut nadinya dicatat dalam tiga periode yaitu
  1. selama 30 detik, setelah menit pertama istirahat
  2. selama 30 detik, setelah menit kedua istirahat 
  3. setelah 30 detik, setelah menit ketiga istirahat 
Untuk menafsirkan hasil tes tersebut dipergunakan rumus sebagai berikut:
Fitness Index I:
(Lamanya melakukan latihan dalam detik) x 100
2 (Jumlah denyut nadi yang dihitung dalam recovery)
Norma:
< 55 = sangat kurang 
55 - 64 = kurang 
65 - 79 = sedang/cukup 
80 - 89 = baik
> 90 = baik sekali 

Fitness Index I:
(Lamanya melakukan latihan dalam detik) x 100
5,5 (Jumlah denyut nadi yang dihitung dalam recovery)
Norma:
< 50 = sangat kurang 
50 - 80 = kurang 
> 80  = baik sekali  

Catatan denyut nadi dihitung pada menit pertama, setelah melakukan latihan dan dicatat selama 30 detik.

Tes lari 15 menit (VO2Max-Balke

VO2 MAX = (Distance run/15) -133) 0,172 + 33,3 

b. Sloan Test 

Sloan Test merupakan modifikasi Harvard test dan tes ini paling sesuai untuk wanita. Tinggi bangku hanya 18 inci pelaksanaannya sama seperti Harvard Step Test 
Fitness Index I:
(Lamanya melakukan latihan dalam detik) x 100
2 (Jumlah denyut nadi yang dihitung dalam recovery)
Norma:
< 55 = sangat kurang (poor)
56 - 79 = sedang (average)
80 - 89 = baik (good)
> 90 = sempurna

Berikut ini akan di berikan contoh menggunakan rumus tersebut untuk menilai kemampuan fisik seseorang yang diukur berdasarkan kardiovaskulernya dengan contoh sebagai berikut:
  1. denyut nadi yang dihitung selama 30 detik, setelah menit pertama sebanyak 150 kali.
  2. denyut nadi yang dihitung selama 30 detik, setelah menit kedua sebanyak 100 kali.
  3. denyut nadi yang dihitung selama 30 detik, setelah menit ketiga sebanyak 60 kali. 
Setelah itu kemudian kita gunakan rumus Fitness Indeks I untuk kemampuan fisik orang itu sebagai berikut: 

Fitness Index I = (50 x 60) x 100
                            2 (150 + 100 + 60)
                         = 30.000
                              620
                         = 48,4
Maka hasil perhitungan rumus Fitness Indeks I sebesar 48,4 disesuaikan dengan normal dari Fitness Index I tersebut, maka angka dengan norma dari fitness indeks tersebut termasuk ke dalam kategori jelek, ini berarti bahwa si Ahmad berada dalam kondisi jelek.

c. Tes Lari Multi Tahap (Multistage Fitness Test) MFT

Tujuan:  Mengukur level daya tahan aerobik (VO2 Max) .

Peralatan: 
  1. Lapangan dengan permukaan datar dan tidak licin dengan panjang minimal 20 meter.
  2. Kerucut penanda.
  3. Pemutar audio atau CD rekaman.
  4. Lembaran format penghitungan.
Prosedur pelaksanaan tes: 
Persiapan tes
👉Penguji:
  1. menyiapkan jalur sejauh 20 meter
  2. menyiapkan kerucut penanda (cone)
  3. menyiapkan pita pengukur 30 meter
  4. menyiapkan pemutar audio atau CD rekaman
  5. menyiapkan format tes, dan menjelaskan dengan detail prosedur pelaksanaan test kepada siswa
  6. membariskan peserta didik membentuk barisan bersyaf sesuai jumlah lintasan
👉Siswa:
Siswa berdiri dibelakang garis menghadap arah gerakan dan memulai lari ketika mendengarkan instruksi dari pemutar audio.

Pelaksanaan:
  1. Siswa melakukan pemanasan secukupnya.
  2. Siswa berdiri dibelakang garis pertama menghadap garis kedua dan memulai lari ketika mendengarkan instruksi dari pemutar audio.
  3. Siswa berlari diantara dari satu titik/garis menuju titik/garis berikutnya mengikuti penanda irama.
  4. Siswa harus sampai di salah satu titik/garis atau kerucut penanda lintasan lari yang ditempuhnya setiap kali suara (beep) berbunyi dengan posisi salah satu kaki harus tepat menginjak atau melewati garis batas.
  5. Siswa berusaha berlari selama mungkin sesuai dengan kemampuan menyesuaikan irama bleep test. Siswa berhenti atau dihentikan jika: Jika siswa tidak mampu berlari mengikuti kecepatan tersebut maka siswa harus berhenti atau dihentikan dengan ketentuan:
  • Gagal mencapai dua langkah dari garis batas 20 meter setelah suara ketukan (beep) berbunyi, asisten memberi toleransi 1 x 20 meter, untuk memberi kesempatan siswa tes menyesuaikan kecepatannya.
  • Jika pada masa toleransi itu siswa tes gagal menyesuaikan kecepatannya, maka dia dihentikan dari kegiatan tes.

Tabel Formulir Catatan Lari Multi Tahap


Untuk mengunduh Form Perhitungan MFT Klik disini!
Penilaian: Jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh dicatat sebagai score peserta tes.

Tabel Prediksi Nilai Ambilan Oksigen Maksimum dalam Tes Lari Multi Tahap


Untuk mengunduh Tabel Penilaian VO2Max Klik disini!


Sumber: Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga oleh Drs. Nurhasan M.Pd

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tes Cardiovaskuler (Harvard Step Test, Sloan Test, Tes Lari Multi Tahap (Multistage Fitness Test) "

Post a Comment