Perkembangan Bola Voli di Amerika Tengah, Latin, Eropa, dan Asia

CUBA
Permainan bolavoli untuk pertama kalinya dikenal pada tahun 1905 di negara Cuba. Dari negara ini cabang olahraga bolavoli menyebar ke Mexico pada tahun 1917. Upaya mengembangkan permainan bolavoli dari Cuba ke Mexico dilakukan oleh mahasiswa dari YMCA College, Springfield, merekalah yang berjasa besar dalam mengembangkan bolavoli di Mexico.
Pada tahun 1929 diselenggarakan kejuaraan nasional bolavoli untuk pertama kali di Mexico City. Pada tahun 1930 dilaksanakan kejuaraan bolavoli untuk Amerika Tengah (Central American Championship) yang dilaksanakan di Havana, Cuba. Pada tahun 1933 berdiri induk organisasi bolavoli untuk Cuba dengan nama The All Mexican Volleyball Association.
Pada awalnya perkembangan bolavoli di Cuba kurang menggembirakan, kondisi tersebut terlihat pada saat berlangsungnya Ganefo (Games Of The New Emerging Forces) tahun 1963. Pemain-pemain Cuba pada waktu itu secara teknik maupun taktik kemampuannya berada di bawah pemain Nasional Indonesia. Salah seorang Official Cuba menyatakan datang ke Jakarta untuk belajar bermain bolavoli. Sepuluh tahun kemudian (1973) tim putera dan puteri Cuba sudah masuk 10 besar dunia. Pada Olimpiade Montreal, Canada tim putera Cuba membuat kejutan besar, dengan mengalahkan tim Jepang sebagai juara Olimpiade tahun 1972 di Munich, Jerman Barat, dan akhirnya tim Jepang hanya menduduki urutan III pada Olimpiade Montreal. Sampai saat ini (1996) tim Cuba termasuk sebagai tim elit dalam jajaran per-bolavoli-an dunia.

URUGUAY
Permainan bolavoli pertama kali diperkenalkan di Uruguay oleh Prof. Hopkins seorang dari lingkungan YMCA (YMCA Montevideo). Pada tahun 1946 didirikan The South American Volleyball Confederation. Kejuaraan bolavoli pertama dari konfedarsi ini diselenggarakan pada tahun 1951 di Rio de Jaenero, Brazil.
Dalam perkembangannya permainan bolavoli mulai dimasukkan sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pan American Games tahun 1955 di Mexico City. Pada kejuaraan tersebut regu putera Amerika Serikat keluar sebagai juara, dan regu puteri Mexico keluar sebagai juara.
Pada tahun 1966 Konfederasi bolavoli Amerika Tengah (The Central American Volleyball Confederation) didirikan. Sebagai tindak lanjutnya pada tahun 1967, konfederasi ini dapat menyelenggarakan The First Central American Championships, yang diselenggarakan di Mexico City.
Pada tahun 1968 induk organisasi bolavoli Amerika Serikat dan Canada bergabung menjadi satu dengan nama; Nort and Central American and Caribean Volleyball Confederation. Kejuaraan pertama yang diselenggarakan oleh induk organisasi ini baru dapat dilaksanakan pada tahun 1969. di Mexico City.

PERKEMBANGAN BOLAVOLI DI EROPA
Di Eropa permainan bolavoli modern mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914. Dari Inggris permainan ini berkembang ke seluruh daratan Eropa. Tahun 1914-1918 berlangsung perang dunia I. Anggota angkatan perang Amerika Serikat banyak yang ditugaskan ke negara-negara di Eropa, sehingga anggota angkatan perang tersebut dan ahli pendidikan jasmani dari YMCA dapat mengembangkan permainan bolavoli di negara-negara tersebut, dan merekalah orang yang paling berjasa dalam mengembangkan permainan bolavoli di Eropa.
Pada mulanya permainan bolavoli ini di Eropa Barat dan Timur hanya dimainkan oleh anggota angkatan bersenjata, dan orang yang berkecimpung di YMCA. Namun lambat laun permainan Import dari Amerika ini akhirnya banyak diminati oleh masyarakat umum. Peraturan permainan yang digunakan pun masih belum memiliki kesamaan, tergantung pada pemakainya.
Perang dunia ke II menghambat perkembangan bolavoli ini, karena dalam suasana perang orang tidak memiliki kesempatan untuk bermain atau berlatih bolavoli. Setelah perang dunia II selesai, permainan ini mulai berkembang dengan pesat. Pada tahun 1948, diselenggarakan kejuaraan bolavoli Eropa yang pertama di kota Roma Italia. Kejuaraan tersebut hanya diikuti oleh regu putera saja. Tahun 1949 diselenggarakan kejuaraan bolavoli dunia pertama di kota Praha, Chekoslowakia, dimana sudah dipertandingkan regu putera dan puteri.

BELANDA
Tahun 1925 permainan bolavoli sudah dikenal di negeri Belanda, yang dibawa oleh Romo S. Buis setelah Dia kembali dari Amerika Serikat. Romo S. Buis kemudian mengembangkan permainan ini dikalangan mahasiswa di kota Uden. Permainan ini selanjutnya berkembang ke kota-kota lain. Peraturan permainan yang digunakan di antaranya adalah; lapangan permainan berukuran 20 X 10 meter. Istilah-istilah seperti: rotasi, block, service, passing, set-up, smash dan sebagainya masih asing.
Tahun 1928 seorang dari Inggris yang bernama Lew Lake, mendemontrasikan permainan ini di depan khalayak ramai. Pada tahun 1934, AMVJ (YMCA-nya Belanda) menyelenggarakan pertandingan-pertandingan pada peringatan Natal, dan pada tahun itu permainan bolavoli untuk pertama kalinya dimasukkan dalam acara pertandingan. Pada tahun yang sama, mulai dikenalkan peraturan-peraturan dalam bentuk buku cetak. Tentara Canada yang turut membantu membebaskan Belanda dari cengkeraman tentara Jerman Nazi waktu itu memberikan andil besar dalam memasalkan permainan bolavoli ini. Tahun 1947 Nederlandes Volleyball Bond (NEVOBO) didirikan, dan tahun 1947 sudah dapat diselenggarakan pertandingan internasional.

BELGIA
Menurut catatan yang ada permainan ini sudah dikenal di Belgia sejak tahun 1930, pada waktu itu sudah ada perkumpulan bolavoli dengan nama: Union Sportive Interbangues dan perkumpulan bolavoli yang ada dari kalangan penerbangan Angkatan Perang Belgia. Sejak tehun 1932 kompetisi sudah mulai diputar. Induk organisasi bolavoli Belgia dengan nama FBVB dibentuk tahun 1944 di kota Brussel (induk organisasi ini sudah dirintis sejak tahun 1934).
Tahun 1946 telah dilangsungkan pertandingan persahabatan dengan regu Amerika dan Belanda. Untuk meningkatkan mutu permainan di Belgia, pada tahun 1946 telah didatangkan seorang pelatih dari Polandia. Majalah Bond yang bernama La Ravus de Volleyball juga telah terbit. Pada tahun 1947 diselenggarakan kejuaraan bolavoli nasional Belgia pertama. Sejak tahun 1948 permainan bolavoli dimasukkan sebagai olahraga wajib dikalangan Angkatan Perang Belgia.
Pada umumnya permainan bolavoli dimainkan oleh enam orang. Namun di negara ini juga dikenal permainan bolavoli yang masing-masing regu dimainkan oleh dua lawan dua dengan nama Doubles, dan tiga melawan tiga dengan nama Triples.

BULGARIA
Permainan bolavoli dibawa ke Bulgaria oleh mahasiswa yang menempuh studinya di luar negeri, kemudian para mahasiswa tersebut membawa permainan ini ke negara asalnya Bulgaria. Selain itu permainan bolavoli juga oleh tentara yang pernah ditawan pada perang dunia pertama. Sesudah tahun 1950, kompetisi bolavoli untuk regu putera dan puteri sudah mulai dilaksanakan. Permainan ini banyak dilakukan dilingkungan sekolah.
Pengembangan permainan bolavoli di Bulgaria ditangani oleh Pemerintah, yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Olahraga. Pada tahun itu juga telah dapat diedarkan majalah bolavoli.

CHEKOSLOWAKIA
Sesudah sepakbola, permainan bolavoli menduduki tempat kedua di Negeri ini. Olahraga ini dimainkan pada setiap sekolah, angkatan bersenjata dan oleh perusahaan-perusahaan. Permainan ini di Chekoslowakia diperkenalkan pertama kali oleh YMCA, dan pada tahun 1924 didirikan induk organisasi bolavoli Chekoslowakia.
Tahun 1951 tercatat ± 500.000 pemain bolavoli, 2/3 dari pemain tersebut terdiri dari pemain laki-laki. Pada tahun itu sudah diselenggarakan kompetisi tahunan untuk regu putera dan puteri.
Pada kejuaraan Eropa yang diselenggarakan di Roma Italia tahun 1948, Chekoslowakia keluar sebagai juara pertama. Penampilan pemain nasional Chekoslowakia pada kejuaraan Eropa tersebut secara teknik dan taktik berada di atas regu-regu peserta dari Negara lain, terbukti pada setiap pertandingan yang dimainkan, dimenangkan dengan straight sets, (dengan skor di bawah 10). Pada kejuaraan dunia pertama yang diselenggarakan di kota Praha, Chekoslowakia. Regu putera dan puteri Chekoslowakia keluar sebagai runner-up dalam kejuaraan tersebut.

HONGARIA
Induk organisasi permainan bolavoli Hongaria didirikan pada tahun 1946. Di negara ini permainan bolavoli berkembang dengan pesat, sehingga dalam jangka waktu satu tahun permainan bolavoli sudah menduduki urutan kelima yang diminati masyarakat dari 24 cabang olahraga. Tampaknya permainan ini cocok dengan karakter orang Hongaria. Pada kejuaraan dunia bolavoli di kota Praha, Chekoslowakia, regu Hongaria menduduki peringkat ke VII sesudah regu Polandia dan Perancis; meskipun demikian sebenarnya dilihat dari kemampuan teknik regu Hongaria memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding dengan kedua regu yang berada di atasnya.

INGGRIS
Amateur Volleyball Association Of Great Britain and Northera Ireland (AVA) didirikan pada tahun 1955. Tokoh-tokoh yang patut disebut sebagai pendiri AVA adalah: Dos Anthony seorang ahli pendidikan jasmani dan seorang olahragawan berkaliber Internasional. Tokoh yang lain adalah Charles Pegg seorang tokoh YMCA Inggris dan seorang lagi bernama R. St. G. Harper dari Universitas Manchester.
Di negara Inggris, yang paling banyak berjasa dalam mengembangkan dan mempopulerkan permainan bolavoli adalah warga negara Inggris keturunan Polandia, yang setelah perang dunia II berakhir menetap di Inggris. Mereka inilah yang sudah lama mengenal olahraga ini dari negara asalnya. Mereka memainkan bolavoli sebagai olahraga rekreasi dilingkungan masyarakat Polandia yang telah pindah ke Inggris. Masyarakat Polandia ini, membentuk regu putera maupun puteri dan mereka mengajak regu-regu tuan rumah (Inggrir) melakukan pertandingan persahabatan. Atas dukungan mereka, maka pada tahun 1962 dapat diselenggarakan kejuaraan AVA.

ITALIA
Orang-orang Italia mengenal permainan bolavoli dari anggota angkatan bersenjata Amerika Serikat pada tahun 1918. Pada mulanya permainan ini dimainkan oleh anggota angkatan bersenjata. Akan tetapi seperti negara-negara lain di Eropa, akhirnya permainan ini di masyarakat Italia cepat berkembang dan merebut hati masyarakat.
Permainan bolavoli di Italia banyak dimainkan di sekolah-sekolah, karena iklim di Italia memungkinkan untuk bermain bolavoli di lapangan-lapangan terbuka, akhirnya permainan bolavoli cepat memasyarakat. Induk organisasi bolavoli di negara ini didirikan pada tahun 1945.

NORWEGIA
Di negara Norwegia permainan bolavoli pertama kali dimainkan tahun 1936 oleh kalangan kaum buruh wanita. Sejalan dengan perkembangan zaman, akhirnya permainan ini banyak dimainkan di sekolah-sekolah dan perkumpulan olahraga lainnya. Program yang dicanangkan induk organisasi bolavoli di Norwegia adalah menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan terbuka untuk regu putera maupun puteri.

PERANCIS
Permainan bolavoli mulai dikenal di Perancis tahun 1917-1918 dengan perantara tentara Amerika Serikat. Boleh dikatakan sampai tahun 1930 kemajuannya sangat lambat sekali. Akan tetapi setelah permainan bolavoli banyak dimainkan di pantai-pantai Coted'azur, Baule dan tempat-tempat lainnya pada musim panas, maka permainan bolavoli mulai menarik perhatian masyarakat dan banyak dimainkan. Permainan ini berkembang dengan pesat disekitar Coted'azur berkat penga- wasan orang-orang dari Rusia. Pada mulanya permainan bolavoli di Perancis dianggap suatu permainan yang khusus dan hanya dimainkan oleh orang-orang di pesisir pantai yang sudah banyak penggemarnya.
Peraturan yang digunakan belum seragam, akan tetapi dengan datangnya mahasiswa-mahasiswa Iran dan Cekhoslowakia yang berlibur ke Perancis, sedikit banyak mempengaruhi perkembangan peraturan permainan bolavoli di Perancis, yang makin teratur.
Tahun 1936 induk organisasi bolavoli Perancis didirikan dengan nama FFVB. Pada waktu itu juga telah terbit majalah dengan judul Volleyball. Dibanding dengan negara-negara Eropa lainya, dan Perancis paling banyak menerbitkan buku-buku tentang permainan bolavoli.

PORTUGAL
YMCA pada tahun 1930 memperkenalkan permainan bolavoli ke Portugal, kemudian menyebar luaskan ke sekolah-sekolah. Majalah Os Sports menjadi sporsor penyelenggaraan kejuaraan bolavoli pertama di Portugal tahun 1938. Kejuaran resmi mulai diputar tahun 1939.
Dalam kejuaraan Eropa pertama yang digelar di Roma Italia, Portugal menduduki peringkat ke empat. Portugal memiliki andil besar dalam merintis IVBF (International Volleyball Federation), yakni induk organisasi bolavoli dunia. Malahan salah seorang tokoh bolavoli dari Portugal pernah menjabat sebagai Vice President IVBF. Portugal sudah menyelenggarakan kejuaraan bolavoli kelompok umur, yakni bagi para pemain yang berumur 14-17 tahun. Kejuaraan khusus diadakan bagi mereka yang berumur 17-19 tahun, pada kejuaraan tersebut ikut serta ± 30.000 pemain. Setiap tahun diselenggarakan kejuaraan kelompok angkatan bersenjata. Menurut catatan yang ada di Portugal, setiap Resimen harus membentuk regu bolavoli, kemudian regu-regu tersebut dikelompokkan lagi menjadi regu-regu khusus; bagi Perwira, Bintara, dan regu Tamtama. Untuk kaum buruh dan mahasiswa diselenggarakan kejuaraan khusus (antar mahasiswa).

RUSIA
Seperti negara-negara Eropa lainnya, permainan bolavoli sudah dikenal sejak perang dunia pertama. Peraturan permainan yang digunakan di negara satelit ini pada awalnya belum memiliki kesamaan.
Bolavoli mulai dikelola secara teratur sejak tahun 1924. Pada tahun 1926 peraturan permainan bolavoli yang digunakan sudah mulai seragam (memiliki banyak kesamaan). Sejak tahun tersebut telah diadakan pertandingan antar regu (perkumpulan) seperti pertandingan antara regu bolavoli Moskow melawan Charkow.
Pada tahun 1929 mulai dirintis pertandingan bolavoli antar kota, pabrik, perkumpulan dan wakil-wakil Republik. Sampai dengan saat ini hampir seluruh rakyat Rusia bermain bolavoli. Menurut data yang ada hampir 600.000 orang penggemar setiap tahun bermain bolavoli.
Setelah berakhirnya perang dunia ke II, setiap desa, kota, pabrik, sekolah- sekolah, dan perguruan tinggi memiliki regu bolavoli sendiri-sendiri. Di Rusia permainan bolavoli ini pada musim panas dimainkan di lapangan terbuka, dan pada musim dingin dimainkan di lapangan tertutup (indoors).
Sejak berdirinya IVBF (International Volleyball Federation) tahun 1949, Rusia telah menjadi anggotanya, dan pada kejuaraan dunia pertama di Roma Italia regu putera Rusia keluar sebagai juara pertama.

YUGOSLAVIA
Orang yang memperkenalkan permainan bolavoli di negeri ini adalah para Missi Amerika dan Palang Merah tahun 1924. Pada tahun itu diselenggarakan kursus dengan peserta guru-guru pendidikan jasmani dan anggota pengurus perkumpulan senam. Antara tahun 1928-1929 permainan ini mengalami perkembangan yang pesat di Yugoslavia, karena pada waktu hampir semua perkumpulan senam memainkan permainan bolavoli dan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Upaya mengembangkan permainan bolavoli di Yugoslavia juga dilakukan dengan melakukan pertandingan persahabatan dengan negara- negara tetangga.
Tahun 1949 kejuaraan nasional bolavoli di Yugoslavia sudah digelar. Setelah perang dunia kedua selesai, permainan ini berkembang dengan pesat, bahkan dapat dikategorikan permainan bolavoli sebagai permainan rakyat.

PERKEMBANGAN BOLAVOLI DI ASIA

Di kawasan Asia negara yang pertama masuk sebagai anggota IVBF adalah Libanon pada tahun 1947. Permainan bolavoli sudah mulai dikenal di India pada tahun 1900. Permainan ini pertama kali diperkenalkan oleh De Gray seorang ahli pendidikan jasmani dari YMCA. Gaily dan Robertson, keduanya juga berasal dari kalangan YMCA. Tahun 1910 Elwood E. Brown mengembangkan permainan bolavoli meneruskan usaha yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh sebelumnya.
Permainan bolavoli yang diperkenalkan berbeda dengan permainan bolavoli yang ada di negara-negara di kawasan Eropa yang menggunakan sistem enam pemain. Permainan bolavoli Asia atau di timur jauh (Jepang, Korea, China dan Philipina) pada waktu itu hanya mengenal sistem sembilan pemain. Permainan bolavoli dengan sistem ini dikenal dengan istilah: The Far Eastern Volleyball Sistem atau sering juga dikenal dengan nama Nine Sistem. Di Indonesia sekitar tahun 1962 mengenalnya dengan sebutan sistem timur jauh atau disebut juga sistem sembilan orang pemain.
Bolavoli sistem sembilan orang pemain ini mulai populer pada saat dilangsungkan Olimpiade Timur Jauh atau Far Eastern Olympic Games (FEOG) yang diselenggarakan tahun 1913 di Manila Philipina. Pada FEOG ke dua tahun 1915 yang dilaksanakan di Shanghai China, regu China keluar sebagai juara pertama, dan FEOG ke tiga dilaksanakan di Jepang tahun 1917.
Sebelum Asian Games pertama mengambil alih Olimpiade timur Jauh pada tahun 1950, maka Far Eastern Olympic Games telah diselenggarakan sebanyak lima kali. Pada tahun 1951, Jepang dan Philipina secara resmi telah menjadi anggota IVBF. Kedua negara inilah yang menjadi pelopor negara- negara Asia Timur menjadi anggota IVBF. Meskipun pada waktu itu sistem Timur Jauh yang paling digemari. 
Perlawatan regu putera Universitas Waseda Jepang tahun 1953 ke Amerika Serikat. Pada waktu itu regu Jepang juga ikut serta dalam kejuaraan bolavoli Nasional Amerika Serikat di Omaha, negara bagian Nebraska. Perlawatan regu tersebut banyak mempengaruhi diterimanya permainan bolavoli dengan menggunakan sistem enam pemain di Jepang.
Pada peringatan setahun berdirinya Asian Volleyball Federation pada tahun 1955, Jepang memberanikan diri untuk menyelenggarakan kejuaraan bolavoli yang diikuti oleh beberapa negara Asia. Kejuaraan ini diselenggarakan di Tokyo. India keluar sebagai juara untuk sistem enam pemain, sedangkan Jepang sebagai penyelenggara pertandingan, keluar sebagai juara untuk sistem sembilan pemain. Asian Games ke III yang diselenggarakan pada tahun 1958 di Tokyo.
Permainan bolavoli sistem sembilan pemain dan sistem enam pemain dipertandingkan. Sistem enam pemain atau sistem internasional untuk pertama kalinya dipertandingkan dalam Asian Games, dan regu Jepang sebagai tuan rumah berhasil meraih gelar sebagai juara. Pada Asian Games tersebut, negara- negara yang termasuk semenanjung Asia, membicarakan kemungkinan dilaksanakannya pesta olahraga semenanjung Asia dengan nama SEAP Games (South East Asia Peninsular Games). Yang boleh mengikuti pesta olahraga tersebut hanya negara-negara yang berada di kawasan semenanjung Asia. Pada pertemuan tersebut diputuskan pula bahwa SEAP Games pertama akan diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada tahun 1959.

SEAP Games diselenggarakan 2 tahun sekali, dan cabang olahraga bolavoli termasuk salah satu cabang olahraga yang turut dipertandingkan. Pada SEAP Games ke IX yang diselenggarakan di Kualalumpur, Malaysia tahun 1977, Dewan Federasi SEAP Games dalam rapatnya tanggal 5 Pebruari 1977 menyetujui untuk mengubah SEAP Games menjadi SEA Games (South East Asia Games) yaitu pesta olahraga negara-negara Asia tenggara. Perubahan nama tersebut diusulkan Indonesia yang didukung oleh Philipina, yang kini juga sudah diterima sebagai anggota. Dengan diterimanya Indonesia dan Philipina sebagai anggota baru, maka negara yang menjadi anggota SEA Games menjadi sembilan negara yang meliputi: Birma, Kambodja, Laos, Malaysia, Muangthai, Singapura, Vietnam, Indonesia dan Philipina.
Tahun 1961, Persatuan Bolavoli Nasional Pakistan memprakarsai suatu turnamen bolavoli Internasional yang disebut Morgan Cup. Tujuan diselenggarakan turnamen ini adalah untuk menghormati William C. Morgan sebagai pencipta permainan bolavoli modern. Peserta yang mengikuti kejuaraan tersebut antara lain: Jepang, Indonesia dan tuan rumah Pakistan.
Perkembangan bolavoli di Asia secara kronologis disajikan sebagai berikut:
  • Tahun 1900: Permainan bolavoli sudah mulai berkembang di India
  • Tahun 1906: Permainan bolavoli di daratan China diperkenalkan pertama kali oleh Gaily dan Robertson.
  • Tahun 1910: Philipina mulai mengenal permainan bolavoli yang dibawa oleh Elwood E. Brown.
  • Tahun 1913: Permainan bolavoli sudah dipertandingkan dalam Far Eastern Olympic Games yang diselenggarakan di Manila, Philipina. Pada tahun yang sama Jepang mulai mengenal permainan bolavoli dari seorang yang bernama F.H. Brown seorang direktur pendidikan jasmani dari YMCA.
  • Tahun 1927: Sistem timur jauh atau sistem sembilan orang pemain, secara resmi diterima di dalam Far Eastern Olympic Games ke VIII yang diselenggarakan di Shanghai, China.
  • Tahun 1947: Libanon sebagai negara Asia pertama yang masuk sebagai anggota IVBF.
  • Tahun 1951: Jepang dan Philipina secara resmi menjadi anggota IVBF setelah Libanon.
  • Tahun 1952: India dan Libanon sebagai wakil negara-negara Asia mengikuti kejuaraan bolavoli dunia putera kedua yang diselenggarakan di Moskow. India juga mengirimkan regu puterinya untuk mengikuti kejuaraan dunia bolavoli puteri pertama yang diselenggarakan di Moskow.
  • Tahun 1953: Perlawatan regu putera Universitas Waseda Jepang ke Amerika Serikat. Perlawatan ini sangat mempengaruhi diterimanya permainan bolavoli sistem enam pemain di Negara Sakura, Jepang.
  • Tahun 1954: Berdirinya Asian Volleyball Federation (AVF) yaitu Federasi Bolavoli Asia di Manila. Orang yang berjasa dalam membentuk induk organisasi bolavoli Asia ini adalah Tuan Masaichi Nishikawa, yang pada waktu itu menjabat sebagai President dari Japan Volleyball Association.
  • Tahun 1955: Dalam rangka memperingati setahun berdirinya AVF (Asian Volleyball Federation), di Tokyo diselenggarakan kejuaraan bolavoli dengan peserta beberapa negara Asia. Dalam kejuaraan tersebut, Jepang keluar sebagai juara untuk sistem sembilan orang pemain atau sistem timur jauh, sedangkan regu India merebut juara pada sistem enam pemain atau sistem internasional.
  • Tahun 1958: Asian Games ke III diselenggarakan di Tokyo Jepang, dan cabang olahraga bolavoli masuk sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan untuk pertama kalinya. Pada pesta olahraga tersebut, kedua sistem (enam dan sembilan orang pemain) dipertandingkan.
  • Tahun 1959: SEAP Games yang pertama (South East Asia Games) diselenggarakan di Bangkok, Thailand, dan bolavoli termasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
  • Tahun 1962: Untuk pertama kalinya diselenggarakan kursus wasit bolavoli Internasional di Asia. Kursus ini diselenggarakan di Tokyo, Jepang.
  • Tahun 1963: GANEFO (Games Of The New Emerging Forces) diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, dan bolavoli dipertandingkan dalam pesta olahraga tersebut.
  • Tahun 1964: Pada Olympic Games di Tokyo Jepang, bolavoli masuk sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade. Atas prakarsa dari Korean Volleyball Association, di Seoul, Korea selatan diselenggarakan kejuaraan Pemuda Asia pertama. Kejuaraan Pemuda Asia kedua diselenggarakan di Taipei, Taiwan. Sedangkan kejuaraan Pemuda Asia ketiga diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan pada tahun 1970. Sayang sekali kejuaraan ini tidak diselenggarakan lagi setelah kejuaraan Pemuda Asia ketiga tahun 1970.
  • Tahun 1967: Tokyo mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pertandingan bolavoli dalam rangka kejuaraan dunia untuk regu puteri yang ke-V. Pada tahun yang sama juga diselenggarakan Universiade.
  • Tahun 1973: Asia Volleyball Federation didirikan di Manila, Philipina. Ditentukan pula pembagian zone Asia menjadi empat zone, yaitu: Zone Timur, Zone Tengah, Zone Barat dan Oceanic Sub Zone.
  • Tahun 1976: Penyelenggaraan pertandingan babak penyisian kejuaraan dunia (World Cup) Zone Asia yang diselenggarakan di Hongkong.
  • Tahun 1977: SEA Games (South East Asia Games) diselenggarakan di Jakarta, Indonesia. Kejuaraan bolavoli dunia Junior pertama diselenggarakan di Hongkong. World Cup bolavoli diselenggarakan di Jepang. Pertandingan untuk regu putera ditempatkan di Tokyo, sedangkan untuk regu puteri ditmpatkan di Osaka, Jepang. Pada kejuaraan dunia tersebut, juga diadakan General Meeting Asian Volleyball Confederation. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan pembagian zone dari empat zone, menjadi dua zone yaitu: Sub Zone Timur, dan Sub Zone Barat.
  • Tahun 1978: Diselenggarakan invitasi bolavoli Internasional di Hongkong.
  • Tahun 1979: Asean Volleyball Association (AVA) didirikan di Jakarta, pemrakarsanya adalah PP.PBVSI (Pengurus Pusat Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia). Tokoh-tokoh bolavoli Indonesia yang mempelopori berdirinya AVA antara lain ialah Bing Latumahina dan Drs. Willy Erawan. Dalam sidangnya yang diselenggarakan di Jakarta, terpilih sebagai president pertama kali adalah Bing Latumahina, sedangkan Drs. Willy Erawan terpilih sebagai Sekretaris merangkap sebagai Bendahara.
PERKEMBANGAN BOLAVOLI DI INDONESIA
Cabang olahraga Bolavoli dikenal di Indonesia mulai tahun 1928. Jadi sejak penjajahan Belanda permainan ini sudah dikenal. Penyebaran permainan Bolavoli ke Indonesia dibawa oleh guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan, pada waktu itu HBS dan AMS, dan pada waktu itu permainan Bolavoli belum mendapat tempat di masyarakat. Datangnya tentara Jepang ke Indonesia, memberikan andil yang besar dalam perkembangan Bolavoli di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, banyak bekas anggota Angkatan Perang Belanda yang bergabung kedalam kesatuan tentara Republik Indonesia, bermain Bolavoli dan memiliki andil besar dalam mengembangkan permainan Bolavoli. Sehingga Tentara Nasional Indonesia ikut berjasa dalam memasyarakatkan Bolavoli di Indonesia.
Sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) kedua yang diselenggarakan tahun 1951 di Jakarta, cabang olahraga Bolavoli masuk sebagai cabang olahraga yang selalu dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional.
Pada tahun 1955 terbentuk induk organisasi Bolavoli nasional dengan nama PBVSI (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia). Dengan adanya induk organisasi tersebut diharapkan permainan Bolavoli di Indonesia berkembang lebih pesat dan teratur. Pembentukan induk organisasi Bolavoli Indonesia ini dipelopori oleh IPVOS (Ikatan Perhimpunan Volleyball Surabaya) dan PERVID (Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta).
Tahun 1954 IPVOS menyelenggarakan rapat mengurus, di dalam rapat tersebut dibicarakan juga kemungkinan didirikannya Induk Organisasi Bolavoli Nasional. Untuk mewujudkan prakarsa tersebut, maka IPVOS mengutus wakilnya ke Jakarta dengan tugas untuk menghubungi pimpinan KOI (Komite Olahraga Indonesia) guna membicarakan pembentukan Induk Organisasi Bolavoli Nasional. Atas jasa baik dari ketua Komisi Teknik KOI yang pada waktu itu dijabat Dr. Azis Saleh, maka diadakan pertemuan antara utusan IPVOS dengan pimpinan PERVID. Pertemuan dilangsungkan di stadion IKADA Jakarta (sekarang lapangan Monas). Dalam pertemuan tersebut diputuskan hal-hal sebagai berikut:
  1. IPVOS dan PERVID mempelopori pembentukan induk organisasi Bolavoli di Indonesia.
  2. Menunjuk Bapak Wim J. Latumetten sebagai formatur untuk menyusun pengurus pertama dari induk organisasi Bolavoli Nasional Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 22 Januari 1955, formatur mengundang beberapa tokoh cabang olahraga Bolavoli, untuk mengadakan rapat penyusunan pengurus Induk Organisasi Bolavoli yang bertempat di stadion IKADA Jakarta. Kecuali membicarakan pengurus, forum rapat juga membicarakan nama Induk Organisasi tersebut. Dan terbentuklan Induk Organisasi Bolavoli Nasional Indonesia dengan nama: Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia yang disingkat PBVSI. Sedangkan susunan pengurus pusat yang pertama adalah sebagai berikut:
1. Ketua : Wim J. Latumetten
2. Wakil Ketua : Erwin Baharudin
3. Sekretaris/Bendahara : Suwarno
4. Komisi Pertandingan : S. Adiwidjaya
5. Komisi Teknik Pemilih : Da Graza
6. Anggota : 
(1) Soemadi
(2) R. Heins
(3) Coenrad
(4) W. Yocom
7. Komisi Daerah: W. Koe Koey Liong (berkedudukan di Surabaya).

Tanggal 28-30 Mei 1955 pengurus PBVSI yang baru, menyelenggarakan kongres dan kejuaraan Bolavoli Nasional pertama di Jakarta. Pada waktu itu yang boleh menjadi anggota PBVSI adalah Persatuan Bolavoli tingkat kabupaten. Pada setiap kongres, masing-masing anggota berhak mengirimkan satu regu putera dan puteri. Penyelenggaraan kongres waktunya bersamaan dengan penyelenggaraan kejuaraan Nasional. Kondisi ini dapat berlangsung sampai dengan tahun 1967. Pada tahun 1969 kongres PBVSI dan penyelenggaraan kejuaraan nasional waktunya bersamaan dengan Pekan Olahraga nasional. Kesepakatan ini telah diperoleh pada saat berlangsungnya kongres Bolavoli dan Kejuaraan Nasional yang diselenggarakan di kota Malang tahun 1967. Alasan untuk mengubah peraturan kejuaraan ini adalah mengingat banyaknya anggota PBVSI yang ikut serta didalam kejuaraan tersebut, sehingga dirasakan menyulitkan pelaksanaan kejuaraan. Sejak PON VII tahun 1969, kejuaraan Bolavoli Nasional hanya diikuti oleh wakil-wakil propinsi saja.
Kongres PBVSI pertama yang diselenggarakan pada tanggal 28-30 Mei 1955 di Jakarta diikuti oleh 20 persatuan kota atau bond (sekarang cabang) yang menggabungkan diri kedalam PBVSI. Sebelum dilaksanakan kongres, pada bulan Maret 1955, PBVSI telah disyahkan oleh KOI sebagai induk organisasi Bolavoli tertinggi di Indonesia. Pada tahun yang sama PBVSI telah menerima pengesahan sementara dari IVBF di Paris. Tahun 1958, bertepatan dengan diselenggarakanya Asian Games ketiga di Tokyo, PBVSI mengirimkan utusannya. Wakil Indonesia yang kirim pada kesempatan tersebut adalah Wim J. Latumetten sebagai Ketua PBVSI dan bapak Suwarno sebagai Bendahara PBVSI. Mereka mengikuti rapat- rapat AVF (Asian Volleyball Federation) dan mengadakan pembicaraan- pembicaraan dengan wakil-wakil negara peserta Asian Games ketiga.
Hasil yang dieperoleh dari missi PBVSI antara lain adalah: Japan Volleyball Federation bersedia mengirimkan regu Bolavolinya ke Indonesia pada tahun 1959 sebagai Goodwill Mission sambil memperkenalkan sistem enam orang pemain atau sistem internasional, dan sistem timur jauh atau sistem sembilan orang pemain. Pada bulan Oktober 1959, sesuai dengan keputusan IVBF di Budapest, diputuskan bahwa Indonesia (PBVSI) secara resmi diterima menjadi anggota, dan terdaftar sebagai anggota nomor 62. Pada waktu itu sudah ada 64 negara sebagai anggota IVBF.
Setelah seperempat abad berdirinya PBVSI, permainan Bolavoli benar- benar dapat merebut hati masyarakat Indonesia. Data statistik memperlihatkan bahwa permainan Bolavoli menempati urutan kedua setelah cabang olahraga sepakbola. PBVSI juga telah merintis kejuaraan-kejuaraan antar perkumpulan, kejuaraan nasional yunior, POPSI, sedangkan kejuaraan antar cabang tetap dilaksanakan di Daerah (regional).
Kejuaraan-kejuaraan Bolavoli tingkat Internasional secara resmi sudah pernah dilaksanakan di Indonesia. Yakni Asian Games ke IV di Jakarta, GANEFO dan SEA Games. PBVSI pun telah melaksanakan kursus wasit tingkat Internasional zone Asia sebanyak dua kali, dan kursus pelatih Internasional yang bekerja sama dengan Japan Foundation dan Olympic Solidarity. Penggemar Bolavoli di tanah air makin lama makin banyak, terbukti pada penyelenggaraan pertandingan PON IX pada tahun 1977 di Jakarta. Pertandingan Bolavoli yang diselenggarakan di gelanggang remaja Bulungan, pada babak semi final tidak dapat menampung penonton yang begitu banyak. Pertandingan terpaksa dihentikan karena kapasitas Gelanggang Remaja Bulungan tidak mampu lagi menampung penonton. Pertandingan kemudian dipindahkan ke ISTORA senayan. Pada pertandingan semi final dan final rata-rata jumlah penonton mencapai ± 12.000 orang.
Pada Kejuaraan Nasional antar perkumpulan yang dilaksanakan tahun 1978, juga terjadi ledakan penonton, dan juga pada pertandingan Semi Final SEA Games yang pada waktu itu diselenggarakan di Gelanggang Jakarta Barat. Di bawah ini disajikan jumlah perkumpulan, pelatih dan jumlah wasit dari 26 propinsi untuk cabang olahraga Bolavoli. (Sumber Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga tahun 1976).
Secara kronologis perkembangan Bolavoli di Indonesia disajikan pada bagian berikut ini:
  • Tahun 1928: Permainan Bolavoli mulai diperkenalkan oleh guru-guru sekolah lanjutan dari Belanda.
  • Tahun 1951: Bolavoli mulai dipertandingkan dalam pesta olahraga PON kedua yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 21-28 Oktober tahun 1951.
  • Tahun 1953: PON ketiga di Medan tanggal 20-27 September 1953, Bolavoli merupakan cabang olahraga yang dipertandingkan.
  • Tahun 1955: Bulan Maret 1955 PBVSI secara resmi disyahkan sebagai Induk Organisasi Bolavoli Nasional yang tertinggi di Indonesia oleh KOI. Tanggal 22 Januari 1955, PBVSI didirikan di Jakarta. Tanggal ini pula diselenggarakan kongres dan kejuaraan Bolavoli tingkat Nasional yang pertama.
  • Tahun 1957: PON IV di langsungkan di Ujungpandang/Makasar mulai tanggal 20- 27 September 1957. Pada tanggal 26-28 Desember 1957 diselenggarakan konferensi di Jakarta. Pada waktu itu juga diselenggarakan kejuaraan Nasional Bolavoli yang kedua.
  • Tahun 1958: Seleksi terakhir dan Pusat Latihan Nasional yang diadakan di Bandung sebagai persiapan mengikuti Asian Games ketiga di Tokyo. Pelatnas diadakan dari tanggal 23-30 Maret dibawah asuhan pelatih Fred Rumengan yang dibantu oleh Wilson. Pada kesempatan tersebut PBVSI untuk pertama kalinya mengirimkan wakilnya keluar negeri, yakni: Wim J. Latumetten dan Soewarno ke Asian Games ketiga di Tokyo, Jepang. Pada Asian Games ketiga ini diadakan penyelenggaraan pertandingan sistem timur jauh yang pertama kalinya. Tanggal 24-26 Oktober 1958 di Yogyakarta diselenggarakan Kongres ke II dan Kejuaraan Nasional Bolavoli ke III. Dalam kejuaraan tersebut untuk pertama kalinya dipertandingkan regu puteri.
  • Tahun 1959: Dilangsungkan kongres ketiga dan kejuaraan Nasional Bolavoli yang ke IV, kegiatan tersebut diselenggarakan di Bandung pada tangggal 18-20 Desember 1959. PBVSI untuk pertama kalinya menerima regu dari luar negeri, yaitu regu wanita Nichibo (perusahaan tekstil) yang telah melakukan pertandingan persahabatan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. 
  • Tahun 1960: Diselenggarakan kongres ke IV dan kejuaraan Nasional ke V, tanggal 18-21 Desember 1960 di Surabaya. Dalam rangka persiapan kejuaraan tersebut, maka diadakan penataran wasit lokal dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan interpretasi peraturan permainan. Pada kesempatan tersebut juga didiskusikan penggunaan isyarat tangan yang seragam yang akan diterapkan dalam kejuaraan Nasional ke V. Pengurus PBVSI Rachmad Soepono sempat menghadiri penataran wasit tersebut.
  • Tahun 1961:
  1. Kedatangan regu putera dari Uzbekistan dan Uni Sovyet.
  2. Penyelenggaraan kursus wasit Bolavoli Nasional yang pertama di Lembang Bandung mulai tanggal 1 September sampai dengan tanggal 8 Oktober 1961.
  3. Diselenggarakan PON ke V di Bandung mulai tangGal 23 September sampai dengan 8 Oktober 1961. Sistem timur jauh atau sistem sembilan orang pemain untuk pertama kalinya dipertandingkan secara resmi di Indonesia.
  4. Corps Wasit Bolavoli Indonesia (CWVI) didi-rikan di Lembang Bandung.
  5. Perlawatan regu Nasional Bolavoli putera ke Pakistan, Birma, Thailand dan Singapura dalam rangka persiapan Asian Games ke IV.
  6. PBVSI mengirim utusan ke Budapest sebagai Board Conference yang diselenggarakan di Tokyo oleh Asian Volleyball Federation. Utusan PBVSI tersebut adalah Mr. Rachmad Soepono dan Hans Sanger.
  7. Dalam rangka pembentukan tim Nasional, maka PBVSI mendatangkan seorang pelatih dari Rusia, yaitu sdr. Vladimir Zhuklin.
  • Tahun 1962: PBVSI mengirim sdr. Soewarno sebagai utusan ke Asian Volleyball Conference yang diselenggarakan di Tokyo. PBVSI juga mengirim wasit Nasional untuk mengikuti kursus wasit Internasional yang diselenggarakan di Tokyo. Wasit-wasit yang dikirim tersebut antara lain: Drs. Theng Kwat Hong dari Bandung, Herman Huke dari Jakarta, dan Sdr. Hans Sanger dari Surabaya. Penyegaran melalui kursus ini dilakukan sebagai persiapan dalam memimpin pertandingan di Asian Games IV. Refreshing ditujukan kepada wasit-wasit yang akan memimpin pertandingan untuk sistem internasional, maupun para wasit yang akan memimpin pertandingan sistem timur jauh atau sembilan pemain.
  • Pada tahun 1962 tim Nasional Indonesia sistem internasional putera dan puteri mengadakan perlawatan ke Jepang, Pakistan, Uzbekistan, Zarbazan dan Rusia. Sedangkan untuk tim Nasional sistem timur jauh melawat ke Hongkong. Dalam rangka Asian Games ke IV, PBVSI menyelenggarakan pula The Second Congress Of The Asian Volleyball Federation. Menjamu regu putera dari Republik Rakyat China.
  • Tahun 1963:
  1. Kedatangan regu Bolavoli putera dan puteri Korea Selatan.
  2. Tim Nasional Indonesia melakukan perlawatan ke Republik Rakyat China dan ke Republik Demokrasi Korea.
  3. Refreshing Course wasit, dalam rangka persi- apan penyelenggaraan GANEFO.
  • Tahun 1964: Menyelenggarakan pendidikan untuk calon asisten pelatih Bolavoli selama sembilan bulan yang diselenggarakan di Jakarta. Pendidikan ini merupakan usaha bersama antara PBVSI dengan departemen Olahraga. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tahun 1964-1965.
  • Tahun 1965: Pelayanan Dasa Warsa Konferensi Asia Afrika yang pertama di Jakarta. Indonesia mengundang beberapa regu Bolavoli luar negeri, dan mengirim Sdr. Tjuk Sugiarto ke Republik Demokrasi Jerman untuk mengikuti kursus pelatih Bolavoli selama sembilan bulan di Leipzig. PON ke VI yang harusnya diselenggarakan di Jakarta tahun 1965 gagal diselenggarakan, disebabkan pecahnya peristiwa pemberontakan G30S PKI, dan sebagai gantinya, maka diselenggarakan Pekan Olahraga Wilayah (PORWIL) di Medan, Bandung, Surabaya dan Ujungpandang.
  • Tahun 1966: Regu Bolavoli Nasional Putera ikut serta dalam Pekan Olahraga Nasional Pakistan dan berhasil keluar sebagai juara pertama. Regu Bolavoli Putera dikirim mengikuti Asian Games ke V di Bangkok, Thailand. Ikatan Coach Bolavoli Indonesia (ICOVI) didirikan tanggal 17 Oktober 1966.
  • Tahun 1967: Kejuaraan Nasional Bolavoli ke VI di Malang Jawa Timur (antar cabang atau bond yang tera- khir). Mengirim Erwin Baharuddin untuk mengikuti kongres Asian Volleyball Federation di Bangkok, Thailand. Mengirim Drs. Soeharno HP. mengikuti kursus pelatih Bolavoli selama 9 bulan di Leipzig, Republik Demokrasi Jerman.
  • Tahun 1968:
  1. Mengirimkan Drs. Willy Erwin ke Mexico, untuk mengikuti kongres IVBF bersamaan dengan diselenggarakannya Olympiade ke XIX.
  2. Mengirim Jouce Pattiradjawane ke Seoul, Korea Selatan untuk mengikuti kursus wasit Internasional.
  3. Mengirim Drs. Soeharno HP. dan Hans Sanger ke Surabaya sebagai penyaji materi dalam Couching Clinic Bolavoli yang diselenggarakan oleh IPVOS bekerja sama dengan STO Surabaya.
  • Tahun 1969:
  1. Menerima kunjungan Regu Bolavoli Putera dari Bank Nasional Kambodja.
  2. Kejuaraan Bolavoli Nasional ke VII bersamaan dengan penyelenggaraan PON VII di Surabaya, tanggal 26 Agustus sampai dengan 6 September 1969.
  3. Mengirim Drs. Sutardiono dan Siroen Supardi ke Kuala Lumpur untuk mengikuti Kursus Wasit Internasional.
  4. Menyelenggarakan kursus wasit Nasional Bolavoli di Jakarta.
  • Tahun 1970: Menerima kunjungan regu putera dan puteri dari Korea Selatan (Regu Bolavoli dari perusahaan penerbangan Korea Selatan). Regu Indonesia mengikuti Asian Games ke VI di Bangkok, Thailand. Mengirim Erwin Baharuddin untuk menghadiri kongres AVP di Bangkok, yang bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games ke VI. Juga mengirim Hans Sanger untuk menjadi anggota Reference Board Asian Games VI. Pada kesempatan tersebut PBVSI juga mengirim Sdr. Herman Huka dan Jouce Pattiradjawane untuk mengikuti ujian, guna memperoleh Badge Internasional. Regu putera dan puteri Jawa Timur mewakili PBVSI ke Pesta Sukan yang diselenggarakan di Singapura.
  • Tahun 1971: PBVSI mengirim tiga orang pelatih ke Tokyo untuk mengikuti kursus pelatih Internasional. Tiga orang pelatih yang dikirim tersebut adalah: Sdr. Supit, Jopie Hubanussa, dan Sdr. Leo Maspaitella.
  • Tahun 1972:
  1. Kejuaraan Nasional Junior yang pertama diselenggarakan di Jakarta.
  2. Kursus Pelatih Nasional di Jakarta yang dilaksanakan tanggal 11-17 Juli. Dalam kursus tersebut hadir pula pelatih Jepang yang bernama Kyohito Takeya.
  • Tahun 1973: Kejuaraan Tri Negara di Jakarta yang diselenggarakan pada bulan Pebruari 1973, dengan peserta Khmer, Taiwan, dan Indonesia. PON ke VIII di Jakarta tanggal 4-15 Agustus 1973. Regu Bolavoli Nasional Putera dan Puteri mengikuti Invitasi Bolavoli Asia di Manila, yang diselenggarakan pada awal Nopember 1973. Regu putera Matsuhita Jepang datang ke Indonesia tanggal 28-30 September 1973.
  • Tahun 1974: Kejuaraan Nasional pertama antar perkumpulan, pada tanggal 22-28 Juni 1974, yang diikuti oleh 12 regu putera dan 8 regu puteri. PBVSI bekerja sama dengan proyek Pembinaan Prestasi Olahraga yang merupakan Bantuan kepada KONI menyelanggarakan penataran pelatih Bolavoli Nasional, pada tanggal 12 Agustus sampai dengan 16 September 1974. Kursus ini juga mendatangkan seorang pelatih Kyohito Takeya dari Jepang yang turut membantu dalam pelaksanaan kursus.
  • Tahun 1975:
  1. Kejuaraan Bolavoli putera 8 besar yang diselenggarakan pada tanggal 20-29 Januari 1975 di Semarang.
  2. Kejuaraan Nasional Puteri antar perkumpulan di Surabaya tanggal 13-18 April 1975
  3. Kejuaraan Nasional Putera antar perkumpulan di Palembang tanggal 27 April sampai dengan 2 Mei 1975.
  4. Kejuaraan Bolavoli Junior II di Bandung, tanggal 27-31 Juli 1975.
  5. Kejuaraan Bolavoli Asia pertama di Melbourne Australia tanggal 16-30 Agustus 1975. PBVSI mengirimkan regu putera pada kejuaraan tersebut. Sedangkan regu puteri yang sudah dipersiapkan melalui Pelatnas gagal diberangkatkan.
  6. Musyawarah besar istimewa PBVSI, diselenggarakan di Jakarta tanggal 25 Oktober 1975.
  • Tahun 1976: Invitasi Bolavoli pelajar SLTA se Jawa yang diikuti Jatim, Jabar, DKI Jaya dan peserta tamu Singapura. Invitasi ini dilaksanakan tanggal 12-16 Desember 1976. Menyelenggarakan diskusi teknik Bolavoli di bangunan (Gedung). Kualifikasi PON IX diselenggarakan pada bulan Juni dan Juli 1976 di Rayon-2.
  • Tahun 1977:
  1. Pengesahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PBVSI yang baru.
  2. Penyelenggaraan kursus wasit Internasional Zone Asia di Jakarta, Indonesia. Juga diadakan Refreshing Course bagi calon-calon wasit PON ke IX.
  3. Diselenggarakan PON IX di Jakarta, tanggal 23 Juli sampai dengan 3 Agustus 1977.
  4. Musyawarah PBVSI antar daerah di Jakarta, tanggal 1 Agustus 1977.
  5. Regu putera dan puteri Indonesia mengikuti SEAP Games IX di Kuala Lumpur, Malaysia tanggal 19-26 Nopember 1977.
  6. PP.PBVSI mengirimkan wakil-wakilnya ke Gene-ral Meeting of AVP dan Worl Cup di Jepang tanggal 8-29 Nopember 1977. Wakil-wakil yang dikirim tersebut adalah: Drs. Willy Erawan, Drs. Soekiyo, Suharsono BE., Jopie Hehanusa, dan M. Litamahuputty BA.
  • Tahun 1978: Kejuaraan Nasional Bolavoli Junior ke III dilaksanakan di Semarang, Jawa Tengah tanggal 22-25 Januari 1978. PBVSI mengirim pelatih nasional Drs. M.M Rambing, dari Pimpinan Daerah (Pimda) PBVSI Sulawesi Utara untuk mengikuti kursus pelatih Internasional yang diselenggarakan di Hongkong tanggal 25 Maret sampai dengan 7 April 1978. Kejuaraan Bolavoli empat besar PON IX di Jakarta. Kursus wasit dan pelatih Nasional di Denpasar Bali tanggal 5-12 Juni 1978. Kursus wasit dan pelatih Nasional di Palembang tanggal 24-30 Juni 1978. Kejuaraan Bolavoli pelajar seluruh Indonesia dalam rangka Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) di Jakarta, tanggal 10-23 Juli 1978. PBVSI mengirimkan timnya pada invitasi Bolavoli Internasional di Hongkong yang diselenggarakan tanggal 3-6 Juni, dan peserta yang mengikuti invitasi tersebut adalah: Canada, RRC, Hongkong dan Indonesia. Melalui KOI PP.PBVSI mengirim seorang pelatih nasional Drs. Supartono dari DI Yogyakarta untuk mengikuti penataran pelatih Bolavoli di Leipzig, Jerman dari tanggal 5 Juni sampai 28 Juli 1978. Kunjungan regu Bolavoli dari Perancis Racing Club de France ke Denpasar Bali tanggal 9-12 Agustus 1978. Kejuaraan Nasional antar perkumpulan ke III di Jakarta tanggal 24-30 Nopember 1978. Diskusi teknik Bolavoli, sebagai pembicara Drs. Supartono yang baru saja kembali dari Jerman.
  • Tahun 1979:
  1. Kejuaraan Bolavoli Nasional Junior ke IV di Jakarta, tanggal 14-18 Maret 1979.
  2. Penyelenggaraan kursus pelatih Internasional zone Asean di Jakarta bekerja sama dengan Japan Foundation, yang diselenggarakan tanggal 9-15 April 1979.
  3. Kedatangan seorang pelatih dari Jepang atas bantuan Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga yang diberikan kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Tuan Mitsumori yang akan membantu menangani regu Nasional putera dan puteri dalam mengahadapi SEA Games ke X yang diseelenggarakan di Jakarta.
  4. Regu Nasional putera dan puteri mengadakan perlawatan ke Jepang, Hongkong dan Taiwan.
  5. Kejuaraan Bolavoli dalam rangka SEA Games di Jakarta tanggal 21-30 September 1979.
  6. AVA (Asean Volleyball Association) didirikan secara resmi di Jakarta.
  7. Penyelenggaraan kursus wasit Internasional ke II yang diselenggarakan di Jakarta. Juga diselenggarakan Refreshing Course para wasit yang akan bertugas di SEA Games X.
  8. Bapak Drs. M. Solli mengikuti symposium mini Bolavoli Internasional di Roma, Italia dari tanggal 17-22 April 1979.
  9. PBVSI mengirimkan regu puteri ke kejuaraan Bolavoli Asia Puteri ke II di Hongkong, yang diselenggarakan pada tanggal 5-13 Desember 1979.
  10. PBVSI mengirimkan sdr. Younce Pattiradjawane, pada International Referee oleh AVC. Ke kejuaraan Bolavoli Asia Putera ke II di Bahrain pada tanggal 16- 23 Desember 1979.
  • Tahun 1980: Musyawarah Besar PBVSI diselenggarakan di Jakarta tanggal 19-21 Januari 1980. Diadakan pertandingan Bolavoli dalam rangka peringatan 25 tahun berdirinya PBVSI, dan regu putera dan puteri Australia hadir pada pertandingan tersebut. Kunjungan regu Bolavoli putera Jepang ke Jakarta tanggal 23-30 Maret 1980. Kejuaraan Bolavoli Nasional Junior ke V di Jakarta tanggal 5-10 juli 1980. Kejuaraan Bolavoli Junior dan sidang AVA (Asean Volleyball Association) pertama di Jakarta tanggal 5-7 Juli 1980. Pusat latihan nasional junior dalam rangka persiapan mengikuti kejuaraan Bolavoli Junior Asia di Seoul, Korea Selatan bulan Oktober 1980.
Sumber: Teknik Dasar Bermain Bola Voli oleh Prof. Dr. H. M.E. Winarno, M.Pd dkk

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perkembangan Bola Voli di Amerika Tengah, Latin, Eropa, dan Asia"

Post a Comment