Materi Atletik (Tolak Peluru)

A. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan dengan cara menolak atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan menggunakan teknik tertentu.
Dalam permainannya kekuatan tangan dan lengan benar-benar harus di latih dan kaki sebagai penyeimbang tubuh dan gerakan saat melempar atau menolak peluru. Tolak peluru cukup menggunakan area lemparan tidak lebih dari 25 meter. Oleh karena itu, olahraga tolak peluru dapat dilakukan pada area terbuka (outdoor) maupun tertutup (indoor).


B. Sejarah Tolak Peluru
Tolak peluru (the shot put) telah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, yaitu sejak masa Kerajaan Yunani kuno, tetapi dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. Menurut Homer, pada zaman dahulu, tolak peluru dikenal dengan nama lempar beban atau weight throwing.
Sayangnya, tidak ditemukan catatan sejarah yang menjelaskan bentuk dan bahan yang digunakan sebagai peluru pada waktu itu. Yang pasti, tolak peluru menjadi salah satu bentuk latihan perang yang dilakukan para prajurit dari Troya dan kemudian dipertandingkan antar-prajurit. Catatan sejarah tentang olahraga tolak peluru yang berhasil ditemukan adalah tentang diadakannya kompetisi di Skotlandia pada abad pertama. Kemudian, pada abad ke-16, Raja Henry VII dari Inggris menyelenggarakan pertandingan yang sama, yaitu lempar palu dan lempar beban. Saat itu, kompetisi di kalangan masyarakat Inggris diadakan sebagai cara untuk menguji kekuatan para pria. Peluru yang digunakan ketika itu masih terbuat dari batu, bukan logam seperti sekarang.

Pertandingan pertama yang menggunakan alat seperti tolak peluru masa kini adalah kompetisi yang diadakan pada era pertengahan. Pertandingan tersebut diselenggarakan oleh kalangan militer dan diikuti para prajurit perang. Mereka berlomba melempar bola besi sejauh-jauhnya.
Ide tersebut berawal dari kebiasaan para tentara perang yang sering mengadakan lomba melempar cannon balls sejauh mungkin. Saat itu, meriam besi dan cannon balls (peluru meriam) merupakan salah satu senjata yang paling mematikan.
Pertandingan tolak peluru yang berhasil didokumentasikan pertama kali adalah kompetisi yang diadakan pada tahun 1866 di Skotlandia. Namun, kejuaraan yang diadakan pada tahun 1866 itu masih bersifat amatir dan menjadi salah satu dari The British Amateur Championships.
Sejak saat itu, tolak peluru makin digemari di negara-negara di daratan Eropa. Tiga puluh tahun kemudian, barulah tolak peluru diperlombakan secara resmi di Olimipade Athena, Yunani.
Salah satu catatan penting dari sejarah tolak peluru terjadi pada tahun 1950, yaitu ketika Parry O’Brien memperkenalkan teknik lemparan tolak peluru. Pada metode O’Brien, pelempar memulai tolakan dengan menghadap bagian belakang ring.
Karena merupakan cabang olahraga atletik, induk organisasi tolak peluru menjadi satu dengan induk olahraga atletik. International Amateur Athletic Federation (IAAF) adalah wadah olahraga atletik (termasuk tolak peluru) seluruh dunia.
Indonesia mengenal olahraga tolak peluru melalui pemerintah kolonial Belanda yang memasukkannya dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah milik Belanda. Namun, tolak peluru hanya dimainkan oleh para siswa bagsawan Belanda sehingga kaum pribumi tidak terlalu mengenal olahraga ini. 
Seiring waktu, tolak peluru kemudian juga menjadi bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah pribumi sehingga semakin dikenal di kalangan orang Indonesia. Karena belum memiliki wadah sendiri, tolak peluru berada di bawah organisasi NIAU yang bertanggung jawab mengadakan kejuaraan atletik.
Kepopuleran tolaK peluru kemudian melahirkan berbagai perkumpulan olahraga tolak peluru di Jawa dan Sumatra. Sumatera Atletik Bond (SAB) di Medan menyelenggarakan kompetisi atletik yang diikuti MULO, HBS, dan sekolah lainnya. Salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan adalah tolak peluru.
Meski keberadaan tolak peluru (dan cabang olahraga atletik lainnya) sudah dikenal sejak masa penjajahan Belanda, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) baru terbentuk pada tanggal 3 September 1990. Dengan adanya PASI, olahraga atletik, termasuk tolak peluru, makin berkembang.
Kegiatan pertama yang dilaksanakan PASI adalah pemilihan duta-duta atletik yang akan mewakili Indonesia di ajang SEA Games. Selanjutnya, Indonesia juga rutin mengirimkan delegasi untuk mengikuti kejuaraan regional dan internasional serta terus melakukan pembinaan atlet tolak peluru.

C. Teknik Dasar Tolak Peluru
Teknik dasar tolak peluru sangat penting dikuasai para atlet tidak hanya agar bisa menghasilkan lemparan yang jauh, tetapi juga untuk keselamatan atlet sendiri. Perlu diingat bahwa kesalahan saat memegang dan melempar peluru besi yang berat dapat mengakibatkan cedera serius.
Ada tiga teknik dasar tolak peluru yang harus Anda kuasai sebelum melakukan olahraga yang satu ini, yaitu teknik memegang peluru, teknik meletakkan peluru di leher, dan teknik melakukan tolakan. Penjelasan masing-masing teknik tersebut dapat Anda simak di bawah ini.
1. Teknik Memegang Peluru
Peluru besi yang digunakan dalam olahraga tolak peluru memiliki bobot cukup berat, yaitu antara 3 kg hingga 7 kg lebih. Karena itu, Anda harus menguasai cara memegang peluru dengan benar agar jari tidak terluka atau bahkan patah. Teknik memegang peluru yang aman dapat dilakukan dengan 3 cara berikut.
a) Jari-jari Renggang. 
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
Gambar Teknik Memegang Peluru

b) Jari-jari Agak Rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.

c) Jari-jari Agak Renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.

2. Teknik Meletakkan Peluru di Leher
Sebelum meletakkan peluru di leher, Anda harus sudah memutuskan teknik memegang peluru yang paling disukai, nyaman, dan bisa menghasilkan tenaga tolakan yang paling besar. Penggunaan tangan kanan sangat dianjurkan untuk memegang peluru, kecuali bagi Anda yang kidal.

Gambar Cara Meletakan Peluru di Leher
Setelah peluru dipegang dengan teknik yang benar, tempelkan peluru pada leher samping kanan. Ibu jari menempel di atas tulang yang ada di bagian bahu atau tulang selangka. Posisikan siku lurus dan sejajar dengan bahu dan miringkan kepala ke arah peluru supaya kedudukan peluru lebih stabil dan mantap.

3. Teknik Menolak Peluru
Ada tiga jenis gaya yang bisa dilakukan dalam olahraga tolak peluru, yakni gaya samping, glide atau meluncur dan gaya spin (berputar).
a. Gaya Samping/Ortodoks/Klasik
Pada gaya ini pemain akan menggunakan awalan menyamping, atau menghadap kesamping dalam posisi siap sebelum mulai menolak peluru. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

Gambar Teknik Tolak Peluru Gaya Samping/Ortodoks
  1. Peluru siap dipegang pada tangan kanan lalu diletakkan dipangkal leher seperti yang disebutkan diatas yakni cara memegang peluru pada tolak peluru.
  2. Sikap permulaan berdiri agak miring, arah tolakkan berada disebelah kiri badan. Lutut kaki kanan ditekuk, kaki kiri diarahkan menjulur kebelakang lurus namun tetap santai dan lemas lalu berpijak pada ujung kaki. Lengan kiri diangkat santai hingga setinggi bahu atau lebih. sebagian besar berat badan tertumpu pada kaki kanan, namun pandangan kedepan dan agak ke bawah.
  3. Sebelum meluncurkan kekiri, baiknya kaki kiri di angkat ke depan serta melingkar ke sisi kiri dan kembali mempijakan ditempat semula. Ayunkan kaki kiri ini untuk mendapat gerakkan pendahuluan, hanya untuk mendapatkan pendahuluan (seperti kuda-kuda). Maka gerakkan pendahuluanya untuk mendapatkan keseimbangan. lalu gerakan pendahuluan tersebut cukup dilakukan 2 sampai 3 kali.
  4. Setelah badan seimbang dan cukup kuat, maka pada ayunan kaki yang terakhir, kaki kiri tersebut tidak harus diletakkan ditanah, namun lebih baik lagi agak ditarik kekanan sehingga posisi pangkal betis kiri berada dibelakang betis atau kaki kanan, bahkan lebih ke kanan lagi seperti menyilang. Kaki kiri digoyangkan secara cepat kesisi kiri sambil menolakan kaki kanan. Tolakan kaki kanan tersebut agak datar dan rendah, bukan meloncat atau melambung. 
  5. Akhir dari gerakkan meluncur ke kiri ini, kaki kanan turun terlebih dulu kira-kira seperti pada pusat lingkaran, bahkan kaki kiri terus dijulurkan jauh kesisi kiri, seperti saat mempijakan ditanah ujung telapak kaki mendekati sedikit menyentuh bidang pada balok penahan. Saat seperti itu sikap posisi menolak seperti yang telah disebutkan diatas.
2. Gaya Glide/O’Brein/Gaya Belakang
Cara melakukan dan teknik tolak peluru gaya O’Brein/Gaya Belakang ialah sebagai berikut:

Gambar Teknik Tolak Peluru Gaya O’Brein/Gaya Belakang
  1. Peluru siap untuk dipegang dan ditaruh tepat pada pangkal leher menggunakan tangan kanan.
  2. Sikap pemula berdiri membelakangi pada arahh tolakkan. Menegakkan kaki kanan, kaki kiri persis terjulur lurus dan santai ke belakang memijak di ujung kaki. Berat badan sebagian besar tertumpu pada kaki kanan. Pandangan melihat kebawah dan kedepan sekitar 5-10 meter. Dengan posisi tersebut pada seluruh bagian badan santai dan konsentrasi untuk mengatur pernapasan.
  3. Pada Waktu yang sama, badan di arahkan agak miring kedepan lalu kaki kiri diangkat santai ke menghadap atas mendekati dengan datar tanah, Sisi lengan kiri turun agak lurus dan lemas menghadap ke depan lalu bawah. Selanjutnya lutut kanan dan kiri ditekuk, hingga paha kanan hampir menyentuh bagian dada. Dengan posisi tersebut, lutut kiri untuk segera meluruskan, digerakan dan diayunkan secara cepat ke belakang dan dibarengi tolakkan kaki kanan lutut samping dengan lurus. Tolakkan kaki kanan kebelakang tersebut harus rendah dan sebisa mungkin cepat bahkan agar gerakkan meluncur gerakkan ini lancar dan tidak lambung. Selama peluncuran ke belakang, baiknya badan untuk terus direndahkan dan miring ke depan serta tetap membelakangi arah pada tolakkan.
  4. Akhir pada luncuran ke belakang tersebut berawal dengan mendaratkan kaki kanan terlebih dulu kurang lebih pada pusat lingkaran, lalu dilanjutkan dengan kaki kiri memijak disebelah kiri dan garis tengah, pada bagian ujung kaki agak sedikit bersentuhan dengan bidang pada balok penahan. Ketika kaki ini berpijak, maka terjadi sikap untuk siap posisi menolak.
  5. Dengan sikap dan posisi menolak tersebut, peluru bisa langsung ditolakkan dengan cara yang telah disebutkan diatas.
3. Gaya Spin atau berputar
Pada gaya ini, atlet akan melakukan putaran sampai 360 derajat sebelum melakukan lemparan. Meski paling sulit dibandingkan dua gaya di atas, namun gaya ini biasanya dapat memberi momen terbaik melempar peluru sejauh-jauhnya. Pada gaya ini teknik beputar dan keseimbangan tubuh adalah kuncinya, karena sedikit saja melakukan kesalahan, bisa saja berujung pada kegagalan, bahkan bisa menimbulkan cedera.
Langkah-langkah melakukan gerakan ini sebagai berikut.
  1. Posisi kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar membelakangi arah sasaran.
  2. Jadikan kaki kiri menjadi tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.
  3. Ayunkan kaki kanan dan bersiap menjadi tumpuan atau poros menyeimbang tubuh saat Anda melemparkan peluru
  4. Sebelum kaki kanan menapak, kaki kiri yang semula menjadi sumbu diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar, sehingga nantinya kaki kananlah yang berperan menjadi poros akhir.
  5. Tapakkan kaki kiri di belakang kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit dan posisi tubuh berubah menjadi agak serong mengarah ke samping-belakang.
  6. Tolak peluru dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan diikuti putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan daya dorong.
D. Peraturan Tolak Peluru
Beberapa peraturan tolak peluru yang perlu dipahami seorang atlet dalam pertandingan, sebagai berikut.
  1. Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya, para atlet memilih untuk memasuki lingkaran dari samping dan belakang.
  2. Atlet hanya diberi waktu selama 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Jika dalam waktu 3 menit belum juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.
  3. Atlet dilarang menggunakan sarung tangan, tetapi boleh menggunakan pelindung ruas jari selama pertandingan.
  4. Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.
  5. Atlet harus menahan peluru menggunakan leher selama melakukan gerakan tolakan.
  6. Atlet akan didiskualifikasi jika meletakkan peluru tidak sesuai dengan peraturan, misalnya di belakang kepala atau di depan perut.
  7. Peluru hanya boleh ditolak dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.
  8. Gerakan tolakan hanya boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit saja kakinya berada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.
  9. Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92 derajat). Atlet akan didiskualifikasi jika peluru jatuh di luar sektor pendaratan atau tiga kali melakukan kegagalan.
  10. Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai ke tengah lingkaran.
  11. Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melelui sisi belakang lingkaran.
  12. Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
E. Peralatan Tolak Peluru
Beberapa peralatan yang dipersiapkan dalam perlombaan tolak peluru sebagai berikut.
  • Alat pengukur
  • Bendera
  • Peluit
  • Bola besi/peluru
Bola besi atau peluru juga memiliki ketentuan khusus, diantaranya
  • Besar bola menyesuaikan dengan jenis lapangan, biasanya lapangan indor akan menggunakan bola dengan ukuran sedikit lebih besar dari outdoor.
  • Bola boleh dibuat dengan bahan yang berbeda asalkan beratnya sama.
  • Peluru ini bisa dibuat dari bahan berupa pasir, besi, logam solid, stainless steel, material sintetis dan polyvinyl
  • Bola besi/peluru untuk senior putra dengan berat 7.257 Kg
  • Bola besi/peluru untuk senior putri dengan berat 4 Kg
  • Bola besi/peluru untuk junior putra dengan berat 5 Kg
  • Bola besi/peluru untuk junior putri dengan berat 3 Kg
Lapangan Tolak Peluru
Gambar. Lapangan Tolak Peluru
  1. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
  2. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
  3. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
  4. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
  5. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
F. Atlet Tolak Peluru
Atlet dengan postur tubuh yang besar lebih cendung memiliki keuntungan dalam pertandingan tolak peluru, meski tidak benar-benar mutlak. Namun atlet dengan postur tubuh yang besar lebih cendrung memiliki tenaga dan kekuatan yang lebih besar saat melempar atau menolak peluru hingga jauh.

G. Hal Yang Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Hal dalam mempelajari teknik tolak peluru:
1) Hal-hal yang disarankan
  • Bawalah tungkai kiri merndah.
  • Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin dibelakang.
  • Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak.
  • Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan.
  • Putar kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran.
  • Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin.
  • Bawalah tangan kiri dalm sebuah posisi mendekati badan.
  • Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
2) Beberapa hal yang harus dihindari
  • Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan.
  • Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan.
  • Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran.
  • Tidak cukup jauh menarik kaki kanan dibawah badan.
  • Mendarap dengan kaki kaana menghadap ke belakang.
  • Menggerakkkan tungkai kiri terlalu banyak kesamping.
  • Terlalu awal membuka badan.
  • Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau depan
3) Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru:
  • Menyentuh balok batas sebelah atas.
  • Menyentuh tanah di luar lingkaran.
  • Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah.
  • Dipangil selama 3 menit belum menolak.
  • Peluru di taruh di belakang kepala.
  • Peluru jatuh di luar sektor lingkaran.
  • Menginjak garis lingkar lapangan.
  • Keluar lewat depan garis lingkar.
  • Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang.
  • Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Silahkan simak video pembelajaran teknik Tolak Peluru (di menit 20.00 - 25.40)




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Materi Atletik (Tolak Peluru)"

Post a Comment